Ayat-Ayat Allah Swt dalam Gempa di Sumatera

13 Oktober 2009

Gempa besar berkekuatan 7,6 Skala Richter melantakkan kota Padang dan sekitarnya pukul 17.16 pada tanggal 30 September lalu. Gempa susulan terjadi pada pukul 17.58. Keesokan harinya, 1 Oktober kemarin, gempa berkekuatan 7 Skala Richter kembali menggoyang Jambi dan sekitarnya tepat pukul 08.52.

Adalah ketetapan Allah Swt jika bencana ini bertepatan dengan beberapa momentum besar bangsa Indonesia, dulu dan sekarang:

Pertama, tanggal 1 Oktober merupakan hari pelantikan anggota DPR dan DPD periode 2009-2014 yang menuai kontroversi. Acara seremonial yang sebenarnya bisa dilaksanakan dengan amat sederhana itu ternyata memboroskan uang rakyat lebih dari 70 miliar rupiah. Hal ini dilakukan di tengah berbagai musibah yang mengguncang bangsa ini. Dan kenyataan ini membuktikan jika para pejabat itu tidak memiliki empati sama sekali terhadap nasib rakyat yang kian hari kian susah.

Bukan mustahil, banyak kaum mustadh’afin yang berdoa kepada Allah Swt agar menunjukkan kebesaran-Nya kepada para pejabat negara ini agar mau bersikap amanah dan tidak bertindak bagaikan segerombolan perampok terhadap uang umat.

Satu lagi, siapa pun yang berkunjung ke Gedung DPR di saat hari pelantikan tersebut akan mencium aroma kematian di mana-mana. Entah mengapa, pihak panitia begitu royal menyebar rangkaian bunga Melati di setiap sudut gedung tersebut. Bunga Melati memang bunga yang biasanya mengiringi acara-acara sakral di negeri ini, seperti pesta perkawinan dan sebagainya. Namun agaknya mereka lupa jika bunga Melati juga biasa dipakai dalam acara-acara berkabung atau kematian.

Kedua, 44 tahun lalu, tanggal 30 September dan 1 Oktober 1965 merupakan tonggak bersejarah bagi perjalanan bangsa dan negara ini. Pada tanggal itulah awal dari kejatuhan Soekarno dan berkuasanya Jenderal Suharto. Pergantian kekuasaan yang di Barat dikenal dengan sebutan Coup de’ Etat Jenderal Suharto ini, telah membunuh Indonesia yang mandiri dan revolusioner di zaman Soekarno, anti kepada neo kolonialisme dan neo imperialisme (Nekolim), menjadi Indonesia yang terjajah kembali. Suharto telah membawa kembali bangsa ini ke mulut para pelayan Dajjal, agen-agen Yahudi Internasional, yang berkumpul di Washington.

Gempa dan Ayat-Ayat Allah Swt

Segala sesuatu kejadian di muka bumi merupakan ketetapan Allah Swt. Demikian pula dengan musibah bernama gempa bumi. Hanya berseling sehari setelah kejadian, beredar kabar—di antaranya lewat pesan singkat—yang mengkaitkan waktu terjadinya musibah tiba gempa itu dengan surat dan ayat yang ada di dalam kitab suci Al-Qur’an.

“Gempa di Padang jam 17.16, gempa susulan 17.58, esoknya gempa di Jambi jam 8.52. Coba lihat Al-Qur’an!” demikian bunyi pesan singkat yang beredar. Siapa pun yang membuka Al-Qur’an dengan tuntunan pesan singkat tersebut akan merasa kecil di hadapan Allah Swt. Demikian ayatayat Allah Swt tersebut:

17.16 (QS. Al Israa’ ayat 16): “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”

17.58 (QS. Al Israa’ ayat 58): “Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz).”

8.52 (QS. Al Anfaal: 52): (Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.”

Tiga ayat Allah Swt di atas, yang ditunjukkan tepat dalam waktu kejadian tiga gempa kemarin di Sumatera, berbicara mengenai azab Allah berupa kehancuran dan kematian, dan kaitannya dengan hidup bermewah-mewah dan kedurhakaan, dan juga dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya. Ini tentu sangat menarik.

Gaya hidup bermewah-mewah seolah disimbolisasikan dengan acara pelantikan anggota DPR yang memang WAH. Kedurhakaan bisa jadi disimbolkan oleh tidak ditunaikannya amanah umat selama ini oleh para penguasa, namun juga tidak tertutup kemungkinan kedurhakaan kita sendiri yang masih banyak yang lalai dengan ayat-ayat Allah atau malah menjadikan agama Allah sekadar sebagai komoditas untuk meraih kehidupan duniawi dengan segala kelezatannya (yang sebenarnya menipu).

Dan yang terakhir, terkait dengan “Fir’aun dan para pengikutnya”, percaya atau tidak, para pemimpin dunia sekarang ini yang tergabung dalam kelompok Globalis (mencita-citakan The New World Order) seperti Dinasti Bush, Dinasti Rotschild, Dinasti Rockefeller, Dinasti Windsor, dan para tokoh Luciferian lainnya yang tergabung dalam Bilderberg Group, Bohemian Groove, Freemasonry, Trilateral Commission (ada lima tokoh Indonesia sebagai anggotanya), sesungguhnya masih memiliki ikatan darah dengan Firaun Mesir(!).

David Icke yang dengan tekun selama bertahun-tahun menelisik garis darah Firaun ke masa sekarang, dalam bukunya “The Biggest Secret”, menemukan bukti jika darah Firaun memang menaliri tokoh-tokoh Luciferian sekarang ini seperti yang telah disebutkan di atas. Bagi yang ingin menelusuri gais darah Fir’aun tersebut hingga ke Dinasti Bush, silakan cari di www.davidicke.com (Piso-Bush Genealogy), dan ada pula di New England Historical Genealogy Society.

Nah, bukan rahasia lagi jika sekarang Indonesia berada di bawah cengkeraman kaum NeoLib. Kelompok ini satu kubu dengan IMF, World Bank, Trilateral Commission, Round Table, dan kelompok-kelompok elit dunia lainnya yang bekerja menciptakan The New World Order. Padahal jelas-jelas, kubu The New World Order memiliki garis darah dengan Firaun. Kelompok Globalis-Luciferian inilah yang mungkin dimaksudkan Allah Swt dalam QS. Al Anfaal ayat 52 di atas. Dan bagi pendukung pasangan ini, mungkin bisa disebut sebagai “…pengikut-pengikutnya.”

Dengan adanya berbagai “kebetulan” yang Allah Swt sampaikan dalam musibah gempa kemarin ini, Allah Swt jelas hendak mengingatkan kita semua. Apakah semua “kebetulan” itu sekadar sebuah “kebetulan” semata tanpa pesan yang berarti? Apakah pesan Allah Swt itu akan mengubah kita semua agar lebih taat pada perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya? Atau malah kita semua sama sekali tidak perduli, bahkan menertawakan semua pesan ini sebagaimana dahulu kaum kafir Quraiys menertawakan dakwah Rasulullah Saw? Semua berpulang kepada diri kita masing-masing. Wallahu’alam bishawab. (Ridyasmara)

sumber: http://eramuslim.com/

Baca Selengkapnya..

Kemukjizatan Lebah dan Madu dalam Alquran

05 Agustus 2009

Segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT pasti tak ada yang sia-sia. Di antara ciptaan Sang Khalik yang istimewa adalah lebah. Serangga yang satu ini menempati posisi penting dibanding serangga lainnya. Tak heran jika lebah dijadikan salah satu nama surat dalam Alquran.

Surat ke-16 dalam Alquran adalah An Nahl yang berarti lebah. Secara khusus, surat Makkiyah tersebut dinamakan An Nahl atau lebah, karena pada ayat ke-68 terdafat firman Allah SWT yang berbunyi, ''Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.''

Lebah memang spesial. Ia merupakan makhluk Allah SWT yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Dalam penjelasan surat An Nahl yang tercantum dalam Alquran dan Terjemahannya disebutkan bahwa ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dengan Alquranul Karim.

Apa persamaannya? Simak ayat berikut: ''... Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.'' (QS An Nahl:69).

Madu berasal dari sari bunga dan menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit manusia. Sedangkan Alquran mengandung inti sari dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Kemukjizatan madu sebagaimana disampaikan Alquran telah terbukti secara ilmiah. Dalam Tafsir Alquran, Sayyid Quthb mengungkapkan, madu sebagai obat penyembuh penyakit sudah dibuktikan secara ilmiah oleh para pakar kedokteran. Inilah salah satu bukti kebenaran ayat Alquran yang harus diyakni umat manusia.

Sedangkan dalam Tafsir Alquran Ibnu Katsir diterangkan bahwa madu lebah itu warnanya bermacam-macam sesuai dengan makanannya. Ada yang berwarna putih, kuning, maupun merah. Selain itu, menurut Ibnu Katsir, madu cocok bagi setiap orang, misalnya untuk mengobati dingin, karena madu itu panas.

Di dunia Islam, penggunaan madu sebagi obat sudah diterapkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Pada saat itu, madu digunakan untuk mengobati penyakit diare. Lem lebah yang berasal dari madu juga sangat berkhasiat untuk mengobati berbagai macam penyakit.

Kajian khasiat madu secara ilmiah juga telah diteliti oleh ilmuwan Muslim terkemuka di era keemasan Islam, yakni Ibnu Sina (890-1037). Bapak kedokteran dunia dan pemikir Muslim agung di abad ke-10 M itu tercatata sebagai dokter yang mengulas mengenai khasiat madu dari segi kesehatan dan dunia kedokteran.
Selama hidupnya Ibnu Sina banyak mengkonsumsi madu sehingga awet muda dan berumur panjang. Madu, menurut Ibnu Sina, dapat menyembuhkan berbagai penyakit dari yang ringan sampai yang berat, seperti tekanan darah tinggi dan jantung. Madu juga dapat menurunkan suhu badan serta mengatur sekresi, sehingga dapat menghilangkan penyakit demam.

Ibnu Sina juga telah meneliti khasiat madu untuk perawatan kecantikan tubuh. Menurut Ibnu Sina, madu dan minyak zaitun mampu menjadi obat mujarab yang digunakan sebagai kosmetika yang memiliki beragam khasiat.

Madu dan minyak zaitun, papar Ibnu Sina, bisa mengencangkan kulit muka dan seluruh kulit badan. Kedua bahan alami yang mendapat perhatian khusus dalam Alquran itu mampu menghilangkan flek-flek hitam dan jamur kulit. Selain itu, madu dan minyak zaitun juga bisa menghaluskan kulit dan mengurangi reutan pada wajah.

Yang tak kalah menariknya, Ibnu Sina pun telah menemukan fakta bahwa minyak zaitun dan madu mampu menghilangkan bau badan yang tak sedap, serta bisa memberikan vitamin pada kulit dan melembabkannya. Selain untuk kosmetik, madu juga bisa digunakan untuk bearagam kegunaan lainnya. Mulai dari makanan, obat-obatan sampai bahan untuk alat-alat kecantikan.

Sejatinya, manfaat madu telah dirasakan peradaban manusia sejak dahulu kala. Orang Mesir Kuno telah mengonsumsinya. Penduduk Mesir Kuno sudah terbiasa memanfaatkan madu sebagai makanan bergizi tinggi serta obat berbagai macam penyakit yang mujarab. Meski begitu, peradaban kuno belum mampu menjelaskannya secara ilmiah.

Adalah Ibnu Sina seorang dokter legendaris sepanjang masa – yang telah berhasil membuktikan kebenaran khasiat madu tersebut, dalam usia tua. Konon, Ibnu Sina masih tetap kelihatan sehat dan segar bugar layaknya seorang pemuda, karena terbiasa mengonsumsi madu.

Hasil penelitian terakhir yang dikeluarkan dari Universitas Moskow, menyatakan madu ternyata juga mengandung logam alumunium, boron, krom, tembaga, timbal, titanium, seng, asam organik, asetilkolin, hormon, antibiotik, zat antiracun serta zat antikanker.

Zat-zat ini sangat penting untuk memperlancar proses biokimia tubuh dan proses penyembuhan aneka penyakit. Sementara kandungan enzim dalam madu dilaporkan paling tinggi jika dibandingkan dengan mahanan lainnya.

Penelitian ini juga menyebutkan madu diyakini dapat menyembuhkan tukak lambung (maag), radang usus, serta kesulitan buang air besar (sembelit). Jadi sangat baik memang untuk mengkonsumsi madu dalam keseharian kita.

Dalam Alquran, madu pun menjadi simbol kenikmatan surga balasan bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa. ''(Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?'' (QS:MUHAMMAD: 15).

Khasiat Madu dalam Kajian Medis

* Mengobati sakit kulit
Madu berkhasiat mengobati sakit kulit seperti borok dan bisul. Cara pengobatannya pun terbilang mudah. Madu yang cair dipanaskan sehingga menjadi adonan lunak menjadi lem lebah. Setelah itu, lem lebah dilipat dan diletakkan di atas kulit yang terluka kemudian dibalut dengan kain tipis. Sehingga kulit yang terluka itu menjadi kering dan berjatuhan.

Dalam ensiklopedia Kemukjizatan Penciptaan Hewan karya DR Magdy Shehab diungkapkan, pada 1965 Moltarnog berhasil mengobati orang-orang yang terkena radang kulit dengan menggunakan campuran cairan alkohol bersuhu 85 derajat dengan lem lebah.

Selain itu, G Mikhmediarof juga berhasil menyembuhkan pasiennya yang terkena radang kulit syaraf atau eksim kronis dengan obat gosok lem lebah. Sementara itu, P Ityasof mampu mengobati luka bakar dengan lem lebah. Dengan komposisinya yang menakjubkan. Lem lebah ini sangat luar biasa khasiatnya. Lem lebah bisa membunuh kuman dan mengaktifkan zat untuk memperbanyak sel kulit.

* Mengobati sakit mulut
Seorang dokter gigi terkemuka, F Romanoff, menyatakan, bahwa lem lebah dengan kadar dua hingga empat persen dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit akibat sariawan maupun luka bernanah di dalam mulut. Cairan lem lebah yang dicampur dengan perasan tanaman lidah buaya juga sangat baik untuk mengobati sariawan.

Campuran lem lebah dan sari lidah buaya ini juga baik untuk mengobati luka bernanah pada selaput mulut. Untuk menyembuhkan radang di sekitar gigi, diperlukan cairan lem lebah sebanyak 20 tetes dengan campuran alkohol 15 hingga 20 persen, lalu direbus hingga mendidih.

Kemudian cairan tersebut didinginkan dalam suhu kamar selama satu sampai dua hari. Baru setelah itu, cairan tersebut digunakan untuk berkumur-kumur bagi penderita radang di sekitar gigi tersebut.

Dr Agard, seorang dokter dari Denmark telah melakukan kajian terhadap pasien-pasiennya yang terkena radang tenggorokan. Dia meminta kepada pasiennya untuk berkumur dengan madu yang telah dicairkan sebanyak dua sampai tiga kali dalam satu hari. Selain itu, penderita radang tenggorokan juga diminta untuk meminum madu. Hal ini perlu dilakukan mengingat madu bisa meningkatkan kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit.

* Mengobati penyakit wanita
Institut Kedokteran Algerm telah mempraktikkan penggunaan lem lebah untuk mengobati berbagai macam penyakit wanita seperti radang leher rahim, radang vagina, maupun luka nanah leher rahim.

Menurut Institut tersebut, wanita yang mengalami sakit radang leher rahim maupun radang vagina harus dibersihkan terlebih dulu vaginanya dari berbagai macam kotoran. Setelah bersih, kain tipis yang bersih diolesi dengan obat gosok lem lebah. Lalu kain tersebut diletakkan di tempat yang radang tersebut. Maka penyakitnya akan membaik setelah 12 jam.

* Mengobati sakit pernapasan
Seorang dokter bernama Urich telah mengobati berbagai macam penyakit pernapasan seperti penyakit paru-paru, radang hidung, pilek, maupun radang saluran pernafasan dengan menggunakan lem lebah.

Cara pengobatannya, 60 gram lem lebah dan 40 gram intisari madu diletakkan di sebuah wadah alumunium dengan kapasitas 300 hingga 400 ml. Lalu wadah yang berisi lem lebah dan intisari madu tersebut diletakkan di dalam wadah stainless berisi air mendidih.

Pada saat proses inilah, zat-zat aktif fetonsedat dalam lem lebah akan memanas dan menguap bersama air. Uap inilah yang harus dihisap oleh para penderita penyakit saluran pernafasan sebanyak dua kali sehari sampai penderita sembuh dari penyakit yang dideritanya.

* Penyakit mata
Dr Mosahrankof berhasil mengobati penyakit mata dengan dengan menyuntikkan cairan madu sebanyak 0,3 hingga 1 persen ke dalam kantong konjungtifa (selaput pada pelupuk mata). Setelah itu, pasien yang berpenyakit mata akan mengalami penurunan rasa sakit pada matanya. Selain itu pusing yang diderita penderita penyakit mata juga berkurang hingga sembuh.

* Mengobati sakit pencernaan
Dr Gorpateno melakukan pengobatan terhadap para pasiennya yang mengalami luka di usus. Dia memberikan 50 hingga 60 tetes cairan madu satu setengah jam sebelum pasien tersebut makan sebanyak tiga kali sehari. Masa penyembuhan itu berlangusng dalam jangka waktu tiga hingga empat pekan.

sumber: http://republika.co.id/

Baca Selengkapnya..

Air Kelapa Usir Eksim & Jerawat

12 Juni 2009

Air kelapa dikenal sebagai minuman pelepas dahaga yang menyegarkan. Disamping itu, air kelapa juga dapat menyehatkan tubuh berkat nutrisi yang terkandung didalamnya. Jika diolah dengan benar, air kelapa juga dapat mengobati berbagai penyakit kulit seperti eksim, luka bakar, jerawat, mencegah kerutan wajah hingga mengatasi penyakit cacingan pada anak.

Air kelapa mengandung berbagai unsur makro dan mikro. Unsur makro yang terdapat pada air kelapa adalah karbon dan nitrogen. Unsur karbon dalam air kelapa berupa karbohidrat sederhana seperti glukosa, sukrosa, fruktosa, sorbitol, inositol, dan lain-lain. Unsur nitrogen berupa protein, tersusun dari asam amino, seperti alin, arginin, alanin, sistin, dan serin. Sebagai gambaran, kadar asam amino air kelapa lebih tinggi ketimbang asam amino dalam susu sapi.

Selain karbohidrat dan protein, air kelapa juga mengandung unsur mikro berupa mineral yang dibutuhkan tubuh. Mineral tersebut di antaranya Kalium (K), natirum (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P), dan sulfur (S).

Jika diteliti lagi, dalam air kelapa juga terdapat berbagai vitamin. Sebut saja vitamin C, asam nikotinat, asam pantotenat, asam folat, biotin, riboflavin, dan sebagainya. Kesimpulannya, air kelapa mengandung unsur makro dan mikro yang cukup lengkap.

Berkat kandungan nutrisi yang tinggi, beberapa penyakit yang berkaitan dengan kulit seperti eksim, luka bakar dan mencegah kerutan sebagai perawatan kecantikan bisa dibantu dengan air kelapa.

Untuk mengatasi gatal dan eksim, sediakan satu genggam beras. Rendam dalam air kelapa muda yang masih berada dalam tempurung selama 5-7 jam hingga beras terasa asam. Setelah itu giling hingga menjadi bubur halus (tepung). Kemudian oleskan bahan tersebut pada bagian tubuh yang terkena gatal, eksim, luka, atau telapak kaki pecah. Lakukan setiap hari selama 3-4 hari.

Kemudian untuk mengobati luka bakar, sediakan sejumput bubuk kunyit dan air kapur sirih. Campur dengan air kelapa. Oleskan pada bagian yang terkena luka bakar. Rasa panas pun akan cepat hilang.

Air kelapa juga dapat digunakan sebagai ramuan untuk menghilangkan jerawat, menghilangkan kerutan dan mencegah uban. Untuk menghilangkan jerawat air kelapa dicampur dengan parutan kunyit. Rendam selama 3 malam. Kemudian campurkan tiga sendok teh bubuk cendana merah ke dalam rendaman kunyit. Aduk hingga merata dan rendam lagi selama tiga hari. Setelah itu saring hingga mendapatkan airnya. Gunakan air hasil perasan untuk obat oles jerawat.

Selain dapat menghilangkan jerawat, air kelapa juga dapat menghilangkan kerutan pada wajah. Caranya dengan sering membasuh wajah menggunakan air kelapa.

Selain itu, air kelapa juga dapat mengobati penyakit cacingan pada anak. Berikan air kelapa muda yang diberi sedikit sari jeruk sitrun kepada anak yang mengalami gangguan cacingan. Selamat mencoba! (berbagai sumber/cr1/rin)

disalin dari http://republika.co.id>

Baca Selengkapnya..

Ibnu Sina, Bapak Kedokteran Dunia

08 Juni 2009

Dialah yang mencatat dan menggambarkan anatomi tubuh manusia secara lengkap untuk pertama kalinya.

Dunia Islam memanggilnya dengan nama Ibnu Sina. Namun di kalang an orangorang Barat, ia dikenal dengan panggil an Avicenna. Ia merupakan seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter pada abad ke-10. Selain itu, Ia juga dikenal sebagai seorang penulis yang produktif.

Dan sebagian besar karyanya adalah tentang filsafat dan pengobatan. Bagi banyak orang, Ibnu Sina adalah Bapak Pengobatan Modern. Selain itu, masih banyak lagi sebutan lainnya yang ditujukan padanya, terutama berkaitan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib atau The Canon of Medicine yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.

Ibnu Sina lahir pada tahun 370 H/ 980 M di Afsyanah, sebuah kota kecil di wilayah Uzbekistan saat ini. Ayahnya yang berasal dari Balkh Khorasan adalah seorang pegawai tinggi pada masa Dinasti Samaniah (204-395 H/819-1005 M).

Sejak kecil, Ibnu Sina sudah menunjukkan kepandaian yang luar biasa. Di usia 5 tahun, ia telah belajar menghafal Alquran. Selain menghafal Alquran, ia juga belajar mengenai ilmu-ilmu agama. Ilmu kedokteran baru ia pelajari pada usia 16 tahun. Tidak hanya belajar mengenai teori kedokteran, tetapi melalui pelayanan pada orang sakit dan melalui perhitungannya sendiri, ia juga menemukan metode-metode baru dari perawatan.

Profesinya di bidang kedokteran dimulai sejak umur 17 tahun. Kepopulerannya sebagai dokter bermula ketika ia berhasil menyembuhkan Nuh bin Mansur (976-997), salah seorang penguasa Dinasti Samaniah. Banyak tabib dan ahli yang hidup pada masa itu tidak berhasil menyembuhkan penyakit sang raja.

Sebagai penghargaan, sang raja meminta Ibnu Sina menetap di istana, paling tidak untuk sementara selama sang raja dalam proses penyembuhan. Tapi Ibnu Sina menolaknya dengan halus, sebagai gantinya ia hanya meminta izin untuk mengunjungi sebuah perpustakaan kerajaan yang kuno dan antik. Siapa sangka, dari sanalah ilmunya yang luas makin bertambah.

Ibnu Sina selain terkenal sebagai orang yang ahli dalam ilmu agama dan kedokteran, ia juga ahli dalam bidang matematika, logika, fisika, geometri, astronomi, metafisika dan filosofi. Pada usia 18 tahun, Ibnu Sina memperoleh predikat sebagai seorang fisikawan.

Tak hanya itu, ia juga mendalami masalah-masalah fikih dan menafsirkan ayat-ayat Alquran. Ia banyak menafsirkan ayat-ayat Alquran untuk mendukung pandangan-pandangan filsafatnya.

Ketika Ibnu Sina berusia 22 tahun, ayahnya meninggal. Setelah kematian ayahnya ia mulai berkelana, menyebarkan ilmu dan mencari ilmu yang baru. Tempat pertama yang menjadi tujuannya setelah hari duka itu adalah Jurjan, sebuah kota di Timur Tengah. Di sinilah ia bertemu dengan seorang sastrawan dan ulama besar Abu Raihan Al-Biruni. Ia kemudian berguru kepada Al-Biruni.

Setelah itu Ibnu Sina melanjutkan lagi perjalanannya untuk menuntut ilmu. Rayy dan Hamadan adalah kota selanjutnya, sebuah kota dimana karyanya yang spektakular Qanun fi Thib mulai ditulis. Di tempat ini pula Ibnu Sina banyak berjasa, terutama pada raja Hamadan. Seakan tak pernah lelah, ia melanjutkan lagi pengembaraannya, kali ini daerah Iran menjadi tujuannya. Di sepanjang jalan yang dilaluinya itu, banyak lahir karya-karya besar yang memberikan manfaat besar pada dunia ilmu kedokteran khususnya.

Tentu tak berlebihan bila Ibnu Sina mendapat julukan Bapak Kedokteran Dunia. Karena perkembangan dunia kedokteran awal tidak bisa terlepas dari nama besar Ibnu Sina. Ia juga banyak menyumbangkan karya-karya asli dalam dunia kedokteran. Dalam Qanun fi Thib misalnya, ia menulis ensiklopedia dengan jumlah jutaan item tentang pengobatan dan obat-obatan. Ia juga orang yang memperkenalkan penyembuhan secara sistematis, dan ini dijadikan rujukan selama tujuh abad lamanya.

Ibnu Sina pula yang mencatat dan menggambarkan anatomi tubuh manusia secara lengkap untuk pertama kalinya. Dan dari sana ia berkesimpulan bahwa, setiap bagian tubuh manusia, dari ujung rambut hingga ujung kaki kuku saling berhubungan.

Ia adalah orang yang pertama kali merumuskan, bahwa kesehatan fisik dan kesehatan jiwa berada kaitan dan saling mendukung. Lebih khusus lagi, ia mengenalkan dunia kedokteran pada ilmu yang sekarang diberi nama pathology dan farmasi, yang menjadi bagian penting dari ilmu kedokteran. Selain The Canon of Medicine, ada satu lagi kitab karya Ibnu Sina yang tak kalah dahsyatnya. Asy-Syifa, begitu judul kitab karya Ibnu Sina ini.

Sebuah kitab tentang cara-cara pengobatan sekaligus obatnya. Kitab ini di dunia ilmu kedokteran menjadi semacam ensiklopedia filosofi dunia kedokteran. Dalam bahasan latin, kitab ini di kenal dengan nama Sanati.

Ibnu Sina wafat pada tahun 428 H/1037 M di kota Hamdan, Iran. Beliau pergi setelah menyumbangkan banyak hal kepada khazanah keilmuan umat manusia. Hampir sebelas abad sudah Ibnu Sina meninggalkan kita, tapi ilmu dan karyanya sampai sekarang masih berguna.

Mendapat banyak gelar

Kebesaran nama Ibnu Sina terlihat dari beberapa gelar yang diberikan orang kepadanya. Di bidang filsafat ia mendapat gelar asy-Syaikh ar-Rais (Guru Para Raja). Dalam bidang filsafat, ia memiliki pemikiran keagamaan yang mendalam. Pemahamannya mempengaruhi pandangan filsafatnya.

Ketajaman pemikiran dan keda -laman keyakinan keagamaannya seca ra simultan mewarnai alam pikirannya. Ibnu Rusyd menyebutnya sebagai seorang yang agamis dalam berfilsafat. Sementara al-Gazali menjulukinya sebagai filsuf yang terlalu banyak berpikir.

Seperti pendahulunya, al-Farabi (870-950 M), Ibnu Sina mengakui bahwa alam diciptakan secara emanasi (memancar dari Tuhan). Tuhan menciptakan alam dalam arti memancarkannya. Ia juga mengemuka kan pemikiran filsafat tentang jiwa (annafs) dan kenabian. Ibnu Sina berpendapat bahwa nabi adalah manusia terunggul dan pilihan Tuhan. Filsuf hanya dapat menerima ilham, sedangkan nabi menerima wahyu. Oleh karena itu, ajaran nabi harus menjadi pedoman hidup manusia.

Di bidang kedokteran ia mendapat julukan Pangeran Para Dokter dan Raja Obat. Banyak para pembesar negeri pada masa itu yang mengundangnya untuk memberikan pengobatan. Para pembesar negeri tersebut di antaranya Rtau Sayyidah serta Sultan Majdud dari Rayy, Syamsu Dawla dari Hamadan, dan Alaud Dawla dari Isfahan. Karenanya dalam dunia Islam, ia dianggap sebagai puncah atau Bapak ilmu kedokteran.

Bukan hanya dalam filsafat dan kedokteran saja Ibnu Sina memberikan andil dan pemikirannya. Ia juga turut serta ambil bagian dan memberikan andil pada berbagai ilmu pengetahuan pada zamannya, di antaranya yang menonjol adalah ilmu astronomi. Ibnu Sina menambahkan dalam bukunya al-Magest (buku tentang astronomi) berbagai problem yang belum dibahas, mengajukan beberapa keberatan Euclides, meragukan pandangan Aristoteles tentang kesamaan bintang-bintang tak bergerak, kesamaan satuan jaraknya, dan sebagainya. Untuk itu di dalam buku Asy-Syifa, ia menguraikan bahwa bintang-bintang yang tak bergerak tidak berada pada satu globe.

Ibnu Sina juga banyak membuat rumusan-rumusan tentang pembentukan gunung-gunung, barang-barang tambang, di samping menghimpun berbagai analisis tentang fenomena atmosfer, seperti angin, awan, dan pelangi. Sementara orang yang sezaman dengannya tidak mampu menambahkan sesuatu ke dalam bidang penelitian mereka.

Karya Sang Dokter

Sepanjang hayatnya, Ibnu Sina banyak menu lis berbagai macam karya yang berkaitan dengan bidang yang ditekuninya. Jumlahnya mencapai 250 karya, baik dalam bentuk buku maupun risalah.

Karya-karyanya itu antara lain:

Qanun fi Thib
Kitab ini ditulis ketika ia menuntut ilmu di Rayy dan Hamadan. Qanun fi Thib yang dalam bahasa Inggris telah diterjemahkan dengan nama The Canon of Medicine, berisi tentang berbagai macam cara penyembuhan dan obat-obatan. Didalamnya tertulis jutaan item tentang pengobatan dan oabt-obatan. Karena itu, ada pula yang menamakan kitabnya ini sebagai Ensiklopedia Pengobatan.

Al-Magest
Buku ini berkaitan dengan bidang astronomi. Diantara isinya, bantahan terhadap pandangan Euclides, serta meragukan pandangan Aristoteles yang menyamakan bintang-bintang tak bergerak. Menurutnya, bintang-bintang yang tak bergerak tidak berada dalam satu globe.

Asy-Syifa
Dalam buku Asy-Syifa ini, Ibnu Sina juga menuliskan tentang masalah penyakit dan pengobatan sekaligus obat yang dibutuhkan berkaitan dengan penyakit bersangkutan. Sama seperti Qanun fi Thib, kitab Asy-Syifa ini juga dikenal dalam dunia kedokteran sebagai Ensiklopedia filosofi dunia kedokteran. Kitab ini terdiri dari 18 jilid.

De Conglutineation Lagibum
Kitab ini ditulis dalam bahasa latin, yang membahas tentang masalah penciptaan alam. Diantaranya tentang asal nama gunung. Menurutnya, kemungkinan gunung tercipta karena dua sebab. Pertama, menggelembungnya kulit luar bumi lantaran goncangan hebat gempa. Dan kedua, karena proses air yang mencari jalan untuk mengalir. Proses itu mengakibatkan munculnya lembah-lembah bersama dan melahirkan penggelembungan pada permukaan bumi.

sumber: http://republika.co.id/

Baca Selengkapnya..

Ka'bah Tempat Ibadah Pertama di Dunia

26 Mei 2009

Sesungguhnya, rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia ialah Baitullah di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barang siapa memasukinya menjadi amanlah dia. Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah. Yaitu, (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), sesungguhnya Allah Maha Kaya dari semesta alam. (QS Ali Imran: 96-97)


Umat Islam di seluruh dunia pasti mengenal Ka'bah, rumah Allah (Bayt Allah) yang menjadi kiblat umat Islam di seluruh jagat raya ini. Ka'bah atau Bayt Atiq dibangun oleh Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS. Dan, Bayt Allah ini merupakan tempat ibadah yang pertama kali dibangun di atas dunia.

Dalam menafsirkan surah Ali Imran ayat 96, Al-Qurthubi, seorang ahli tafsir, mengatakan bahwa orang yang pertama kali membangun Baitullah adalah Nabi Adam AS.

Ali bin Abi Thalib menyatakan, ''Allah SWT memerintahkan para malaikat-Nya untuk membangun Baitullah di muka bumi dan melaksanakan tawaf di sana. Peristiwa tersebut terjadi sebelum Adam diturunkan ke bumi. Setelah turun, Adam menyempurnakan bangunannya dan bertawaf di sana dan juga para nabi setelahnya. Kemudian, pembangunan Baitullah tersebut dilaksanakan kembali dan disempurnakan oleh Nabi Ibrahim AS bersama putranya, Ismail.''

Penjelasan ini berdasarkan keterangan Alquran surah Albaqarah (2) ayat 127 dan surah Alhajj (22) ayat 26. ''Dan, ingatlah ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), 'Ya, Rabb kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya, Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.'' (QS Albaqarah: 127).

Dari keterangan ini, jelaslah bahwa yang pertama kali membangun Ka'bah adalah Nabi Adam AS. Dan, yang menyempurnakan pembangunan Ka'bah dengan memasang atau meninggikan fondasinya adalah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS.

Para ulama salaf mengatakan bahwa di setiap tingkat langit terdapat sebuah rumah. Penduduk langit tersebut beribadah kepada Allah di rumah tersebut. Oleh karena itulah, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim AS membuat bangunan seperti itu pula di muka bumi.

Pembangunan Ka'bah di lokasi yang ada saat ini berawal ketika Siti Hajar (ibunda Ismail) bolak-balik mencari air dari Bukti Safa ke Bukit Marwah sebanyak tujuh kali. Peristiwa ini kemudian diabadikan menjadi salah satu rukun haji. Sementara itu, Ismail yang masih bayi terus-menerus menangis karena kehausan. Saat menemui Ismail inilah, Hajar melihat air berada di bawah tungkai kaki Ismail. Ada yang menyebutkan, munculnya air itu disebabkan entakan kaki Ismail dan ada pula yang menyebutkan karena perantara Jibril.

Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa diperintahkannya Nabi Ibrahim AS untuk membangun kembali Ka'bah itu disebabkan sebelumnya tempat tersebut terjadi banjir besar. Sehingga, Ibrahim diperintahkan untuk meninggikan fondasinya.

Sebagaimana dikatakan Al-Azraqi dalam Tarikh Makkah, ''Setelah peristiwa banjir besar, lokasi Ka'bah dulu telah hilang. Lokasi tersebut berbentuk bukit kecil berwarna merah yang tidak terjangkau aliran air. Saat itu, manusia hanya tahu bahwa di sana ada tempat yang sangat bernilai tanpa mengetahui lokasinya secara pasti. Dari seluruh penjuru dunia, mereka yang dizalimi, menderita, dan butuh perlindungan datang ke tempat ini untuk berdoa. Doa mereka pun dikabulkan. Manusia pun mengunjunginya hingga Allah memerintahkan Ibrahim untuk membangun Ka'bah kembali. Sejak Nabi Adam AS diturunkan ke bumi, Baitullah selalu menjadi tempat yang dimuliakan dan diperbaiki terus-menerus oleh setiap agama dan umat dari satu generasi ke generasi lainnya. Tempat ini juga senantiasa dikunjungi Malaikat sebelum Adam turun ke bumi.''

Pembangunan itu dilakukan Ibrahim dan Ismail. Ismail yang mengangkat batunya dan Ibrahim yang memasangnya. Dan, setelah sekian lama, karena bangunan semakin tinggi, Nabi Ibrahim AS tidak mampu lagi menjangkau tempat tertinggi untuk memasang batu-batu tersebut. Dan, Ismail kemudian membawakan sebuah batu untuk menjadi pijakan bagi Nabi Ibrahim. Batu inilah yang akhirnya disebut sebagai maqam Ibrahim.

Mereka pun terus bekerja sembari mengucapkan doa, ''Wahai, Rabb kami, terimalah dari kami (amalan kami), Sesungguhnya, Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.''

Setelah selesai, Allah kemudian memerintahkan Ibrahim untuk berseru kepada seluruh umat manusia agar mengerjakan haji. Penjelasan ini terdapat dalam surah Alhajj ayat 27-29. sya


Abrahah dan Kegagalan Menghancurkan Ka'bah

Sebagian besar umat Islam mengenal nama Abrahah yang bermaksud menghancurkan Ka'bah (kiblat umat Islam) di Makkah. Apalagi, peristiwa itu diabadikan dalam Alquran surah Alfil (Gajah) ayat 1-5.

Disebutkan, dengan pasukan gajah (ashab al-fil), Abrahah menunggang satu ekor gajah (ada pula yang menyebutkan 13 ekor), yang menurut sebagian ahli tafsir, gajah itu bernama Mahmud.

Abrahah adalah gubernur Yaman setelah Yusuf Dzu Nuwas. Nama lengkapnya adalah Abrahah bin al-Asyram al-Habasyi. Menurut riwayat, peristiwa Abrahah bersama pasukannya itu untuk menghancurkan Ka'bah terjadi pada tahun 571 M. Namun, ada pula yang menyebutkan tahun 570 M. Akan tetapi, sebagian ahli tafsir menyakini bahwa peristiwa itu terjadi beberapa saat sebelum kelahiran Rasulullah SAW.

Dr Syawqi Abu Khalil, dalam bukunya Atlas Alquran, Mengungkap Misteri Kebenaran Alquran, menyebutkan bahwa peristiwa penyerbuan tentara Abrarah dengan maksud menghancurkan Ka'bah itu terjadi pada 20 April 571 M. Adapun maksud Abrahah menghancurkan Ka'bah adalah supaya dia bisa mengalihkan perhatian bangsa Arab dari Ka'bah ke gereja Qullais yang dia bangun di Shan'a. Konon, bangunan gereja di Qullais ini sangat istimewa dan mewah karena bahan-bahannya terbuat dari emas dan perak. Namun demikian, kemewahan dan kemegahan gereja tersebut tidak membuat para pedagang Arab ataupun lainnya mengalihkan perhatian dari Ka'bah.

Sebuah riwayat menyebutkan, ketika Abrahah bersiap-siap memasuki Makkah dan menyiapkan gajah yang besar ini untuk melakukan perjalanan, tiba-tiba gajah ini duduk menderum. Lalu, mereka berusaha menyuruhnya berdiri, tapi mereka tidak mampu membuatnya beranjak dari tempat duduknya. Kemudian, mereka menghadapkannya ke arah Syam (syria), gajah itu pun berlari. Setelah itu, mereka mengarahkannya ke Yaman, sang gajah itu pun melaju. Tapi, ketika diarahkan ke Makkah, gajah itu tak mau beranjak.

Di dekat Makkah, Abrahah dan balatentaranya merampas harta masyarakat Arab. Di antara harta yang dirampas itu adalah unta milik Abdul Muthalib bin Hasyim, kakek Rasulullah SAW. Ketika Abdul Muthalib meminta unta tersebut, Abrahah terperanjat kaget seraya berkata, ''Apakah hanya 200 ekor unta ini engkau menemuiku, sementara engkau tinggalkan sebuah rumah yang menjadi agamamu dan agama nenek moyangmu. Kini, aku datang untuk menghancurkannya, Apakah engkau tidak hendak membicarakannya kepadaku?''

Abdul Muthalib berkata, ''Sesungguhnya, aku adalah pemilik unta ini dan sesungguhnya rumah itu sudah memiliki Pemiliknya sendiri yang akan melindunginya darimu.''

Yang menjadi penunjuk jalan bagi Abrahah dan pasukannya adalah seorang pengkhianat yang bernama Abu Righal. Sampai sekarang, masyarakat Arab masih biasa melempari kuburannya yang terletak di Mughammas dengan batu. Satu tempat yang terletak di jalanan menuju Thaif.

Allah SWT mengirimkan burung-burung Ababil (serombongan demi serombongan) untuk melempari pasukan Abrahah dengan batu yang terbuat dari tanah liat yang sudah terbakar. Lalu, Dia menjadikan pasukan Abrahah seperti daun-daun yang dimakan ulat. Sebab, angin mengembuskannya ke kanan dan ke kiri sehingga beterbangan ke mana-mana.

Menurut Muhammad Husain Haekal dalam buku Sejarah Hidup Muhammad, setelah gagal menghancurkan Ka'bah, ia kembali lagi bersama pasukannya yang masih hidup ke Yaman. Sepanjang perjalanan, banyak anak buahnya yang meninggal dunia karena penyakit cacar. Abrahah sendiri menderita penyakit yang sama hingga kemudian ia meninggal dunia.

Pendapat serupa juga diungkapkan Martin Lings (Abu Bakar Sirajuddin), dalam bukunya yang berjudul Muhammad. Ketika burung-burung Ababil melempari pasukan Abrahah dengan batu yang panas, semuanya menjadi kocar-kacir dan akhirnya cepat-cepat meninggalkan Kota Makkah. Dan, Abrahah sendiri tewas di kediamannya di Habasyah (Ethiopia, sekarang) karena cacar. sya


Maqam Ibrahim

Maqam Ibrahim bukanlah kuburan Nabi Ibrahim. Maqam Ibrahim adalah batu tempat berpijaknya Nabi Ibrahim ketika membangun Ka'bah. Ketika itu, Ibrahim bermaksud meletakkan batu ke tempat teratas, namun tangannya tak mampu menjangkaunya. Lalu, ia memerintahkan Nabi Ismail untuk mencarikan sebuah batu sebagai tempat berpijaknya.

Posisi Maqam Ibrahim itu, hingga saat ini, sama persis pada saat pembangunan Ka'bah. Demikian pula pada masa Rasulullah SAW, Abu Bakar, hingga terjadinya banjir besar pada masa Umar.

Pada mulanya, maqam itu menempel pada dinding Ka'bah. Namun, pada masa Umar, digeser ke arah timur agar di sisi Maqam Ibrahim bisa menjadi tempat shalat, sebagaimana keterangan Alquran surah Albaqarah ayat 125. Seperti dikutip Sami bin Abdullah al-Maghluts dalam bukunya Atlas Sejarah Nabi dan Rasul dari Abi Thalib, sebuah syair yang mengatakan, ''Nabi Ibrahim berpijak di atas sebuah batu besar yang lembab, langsung dengan kedua telapak kakinya tanpa alas.'' sya


Sejarah Pemeliharaan Ka'bah dan Masjidil Haram

Sejarah panjang mewarnai perjalanan pembangunan hingga pemeliharaan Ka'bah serta pelebaran Masjidil Haram sejak pertama kali hingga sekarang ini.

Abu Umar Urwah Al-Bankawy dalam bukunya Kisah-kisah tentang Ka'bah menyebutkan, perbaikan Ka'bah terjadi pada masa Rasulullah berusia 35 tahun. Ketika itu, beliau belum diangkat menjadi seorang nabi.

Ketika itu, Kota Makkah dilanda banjir besar yang meluap sampai ke Masjidil Haram. Orang-orang Quraisy menjadi khawatir banjir ini akan dapat meruntuhkan Ka'bah. Lalu, orang-orang Quraisy sepakat untuk melakukan perbaikan bangunan Ka'bah.

Rasulullah sendiri ikut bersama-sama yang lain membangun Ka'bah. Beliau bergabung bersama paman beliau, Abbas RA. Ketika beliau mengambil batu-batu, Abbas menyarankan beliau untuk mengangkat jubahnya hingga di atas lutut. Namun, Allah menakdirkan aurat beliau senantiasa tertutup sehingga belum sempat beliau mengangkat jubahnya, beliau pun jatuh terjerembab ke tanah. Beliau kemudian memandang ke atas langit sambil berkata, "Ini gara-gara jubahku. Ini gara-gara jubahku." Setelah itu, aurat beliau tidaklah pernah terlihat lagi.

Peletakan Hajar Aswad

Ketika pembangunan sudah sampai ke bagian Hajar Aswad, bangsa Quraisy berselisih tentang siapa yang mendapatkan kehormatan untuk meletakkan Hajar Aswad ke tempatnya semula. Mereka berselisih sampai empat atau lima hari.

Perselisihan ini bahkan hampir menyebabkan pertumpahan darah. Abu Umayyah bin Al-Mughirah Al-Makhzumi kemudian memberikan saran kepada mereka agar menyerahkan keputusan kepada orang yang pertama kali lewat pintu masjid. Bangsa Quraisy pun menyetujui ide ini.

Allah SWT menakdirkan bahwa orang yang pertama kali lewat pintu masjid adalah Rasulullah SAW. Orang-orang Quraisy pun ridha dengan diri beliau sebagai penentu keputusan dalam permasalahan tersebut. Rasulullah pun kemudian menyarankan suatu jalan keluar, yaitu dengan membentangkan serbannya. Masing-masing kabilah diminta untuk memegangi ujung serban dan Rasulullah meletakkan Hajar Aswad tersebut di atasnya. Setelah semua kabilah memegang ujung surban dan mengangkatnya, Rasulullah kemudian mengambil Hajar Aswad tersebut dan meletakkannya pada tempat semula.

Pelebaran Masjidil Haram

Menurut pendapat Sami bin Abdullah al-Maghluts, pelebaran Masjidil Haram sesaat sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah hingga masa Raja Fahd (khadimul haramain, pemelihara dua tanah suci: Makkah dan Madinah), terdapat sekitar 13 kali perluasan sebagai berikut.
1. Periode Quraisy sebelum Rasul hijrah.
2. Perluasan dilakukan pada masa Umar bin Khattab.
3. Perluasan masa Usman.
4. Perluasan di masa Abdullah bin Zubair.
5. Perluasan di masa Walid bin Abdul Malik.
6. Masa Abu Ja'far al-Manshur.
7. Masa Muhammad al-Mahdi.
8. Masa al-Mu'tashid al Abbasi.
9. Masa al-Muqtadhir al-Abbasi.
10. Masa Utsmani.
11. Masa Pemerintah Arab Saudi pertama.
12. Perluasan masa Pemerintah Arab Saudi kedua yang dilakukan pada masa khadimul haramain, yaitu berupa penambahan eskalator dan perluasan Masjidil Haram, hingga sekarang ini. sya/taq

sumber: http://republika.co.id/

Baca Selengkapnya..