Ibadah Kok Cari Untung

24 Desember 2008

Siapa pun yang beribadah kepada Allah karena motivasi kepentingan tertentu dengan harapan dariNya, atau beribadah dalam rangka menolak bencana dari Allah, maka sesungguhnya orang tersebut tidak berpijak dengan benar sesuai SifatNya.

Kenapa demikian? Karena betapa banyaknya orang beribadah kepada Allah tidak didasari keikhlasan (Lillaahi Ta'ala), tetapi demi yang lain, kepentingan duniawi, naiknya jabatan, dagangannya laku, bahkan demi menolak balak dan bencana atau siksa.

Apakah Allah Ta'ala memerintahkan kita melakukan ibadah dan menjauhi laranganNya karena sebuah sebab dan alasan-alasan tertentu?

Bukankah kita beribadah karena kita harus melakukan atau menyambut sifat RububiyahNya melalui sifat Ubudiyah kita? Bukankah segalanya sudah dijamin Allah, dan segalanya dariNya, bersamaNya, menuju kepadaNya?

Apakah Allah tidak layak disembah, tidak layak menjadi Tuhan, tidak layak diabdi dan diikuti perintah dan laranganNya, manakala Allah tidak menciptakan syurga dan neraka?
Bukankah Rasulullah saw, mengkhabarkan, "Janganlah diantara kalian seperti budak yang buruk, jika tidak diancam ia tak pernah bekerja. Juga jangan seperti pekerja yang buruk, jika tidak diberi upah ia tidak bekerja…."

Dalam kitab Zabur Allah berfirman, "Adakah orang yang lebih zalim dibanding orang yang menyembahKu karena syurga atau takut neraka? Apakah jika Aku tidak menciptakan syurga dan neraka, aku tidak pantas untuk ditaati?"

Suatu hari Junaid Al-Baghdady dibangunkan oleh pamannya sekaligus gurunya, Sary as-Saqathy. "Ada apa paman?"

"Aku melihat seakan-akan aku ada dihadapan Allah dan Dia berkata kepada saya….Wahai Sary, Aku menciptakan makhluk mereka merasa mencintaiKu. Begitu Aku menciptakan dunia, mereka lari semua dariKu dan tinggal sepuluh persen. Lalu Aku menciptakan syurga, sisa makhluk itu pun lari semua (ke syurga), tinggal satu persen saja. Lalu Aku memberikan cobaan kepada mereka ini, mereka pun lari semua dariKu tinggal 0,9 persen. Aku bicara pada makhlukKu yang tersisa itu yang masih bersamaKu.
"Bukan dunia yang kalian kehendaki, juga bukan syurga yang kalian inginkan, juga bukan neraka yang membuat kalian lari, lantas apa yang kalian mau?"

"Engkau lebih Tahu apa yang kami mau…" jawab mereka. "Aku hendak memnindihkan bencana cobaan pada kalian sebanyak nafas kalian, yang bisa menghancurkan gunung-gunung, apakah kalian masih bersabar?" TanyaKu pada mereka. Dan mereka pun menjawab, "Manakala Engkau Sendiri Yang memberi cobaan, lakukanlah sekehendakMu…."
Mereka itulah hamba-hambaKu yang sebenarnya.

Semua ini jadi renungan kita agar dalam setiap niat dan motivasi ibadah kita agar semata hanya menuju Allah, Lillahi Ta'ala, agar kitaterbebas dari penjara kemakhlukan, dan menyatu dalam Musyahadah denganNya. Ikhlas, adalah ruh dari seluruh ibadah kita. Bukan yang lainnya.

sumber: http://sufinews.com/

Baca Selengkapnya..

Kepayahan Mencari Nafkah

19 Desember 2008

Sesungguhnya di antara dosa-dosa ada yang tidak bisa dihapus dengan pahala salat, sedekah, atau haji, melainkan hanya dapat ditebus dengan kepayahan mencari nafkah -- Nabi Muhammad SAW

Jika ada sabda Rasulullah yang unik, hadis riwayat Ath Thabrani yang dikutip di atas dari Kalender Meja Muslim, terbitan Gema Insani Press, itulah di antaranya. Hadis ini menyimak perilaku manusia dengan mendetail dan sangat intens.

Cobalah tebak, apa yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari yang sangat (amat) sibuk yang kemudian ''direkam di dalam video kita'' yang harus kita pertanggungjawabkan kelak, di Hari Perhitungan? Meski kita paling kuat di antara makhluk, namun kita paling lemah dan paling bebas. Lemah (dalam iman) dan bebas (dalam menentukan hidup) itu mengalir menuju muara, yaitu ibadah.

Kita selalu merujuk kepada pahala-pahala konvensional yang menjadi andalan dalam ibadah. Tak tahunya ada pahala yang sama sekali tak terduga datangnya. Pahala itu datang justru di dalam penderitaan kita dalam menangguk rizki. Betapa unik, betapa misterius. Suatu rumusan yang begitu pasti. Betapa menyulitkan dan betapa menakutkan. Disebut menakutkan karena kesukaran itu ditujukan kepada orang-seorang, namun keluarga harus pula merasakan kesusahannya.

Ada seorang suami yang telah menetap 30 tahun di Jakarta mengadu kepada seorang kyai yang mumpuni, kenapa taraf hidupnya tak juga beranjak dari lahan yang membuatnya terseok-seok. Kyai itu memberi petuah bahwa ia harus melakukan mawas diri secara terus-menerus sepanjang tahun. Meski rajin bersalat, bersedekah, dan sudah haji -- begitu sambung pak Kyai -- seseorang tidak dengan sendirinya tuntas sudah dalam beribadah.

Penderitaan dalam mencari nafkah itu harus pula dianggap sebagai ibadah. Kita bisa cukup senang dan ikhlas -- tidak frustrasi dan menyebabkan depresi -- walau seberapa pun hasil yang kita peroleh setiap bulannya. Jika kita sudah mencapai tataran itu, insya Allah, kita bisa melihat jalan terang menuju kebahagiaan. Keluarga kita cukup memahami kemampuan kita. Kita dan keluarga kita menjadi mengerti kehendak-kehendak Allah.

sumber: http://republika.co.id/

Baca Selengkapnya..

Kode Lemak Babi

16 Desember 2008

Salah seorang rekan saya bernama Shaikh Sahib bekerja sebagai pegawai di Badan Pengawasan Obat & Makanan (POM) di Pegal, Perancis. Tugasnya adalah mencatat semua merek barang, makanan dan obat-obatan.

Produk apapun yang akan disajikan suatu perusahaan ke pasaran, bahan-bahan produk tersebut harus terlebih dahulu mendapat ijin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Prancis dan Shaikh Sahib kerja di Badan tersebut bagian QC, oleh sebab itu dia mengetahui berbagai macam bahan makanan yang dipasarkan.

Banyak dari bahan-bahan tersebut dituliskan dengan istilah ilmiah namun ada juga beberapa yang dituliskan dalam bentuk matematis seperti E-904, E-141. Awalnya, saat Shaikh Sahib menemukan bentuk matematis tersebut, dia penasaran dan kemudian menanyakan kode matematis tersebut kepada seorang perancis yang berwenang dalam bidang itu dan orang tersebut menjawab "KERJAKAN SAJA TUGASMU, DAN JANGAN BANYAK TANYA".

Jawaban tersebut menimbulkan kecurigaan buat Shaikh Sahib dan dia Kemudian mulai mencari tahu kode matematis tersebut dalam dokumen yang ada. Ternyata apa yang dia temukan cukup mengagetkan kaum muslim di dunia. Hampir di seluruh negara barat termasuk Eropa, pilihan utama untuk Daging adalah daging babi.

Peternakan babi sangat banyak di negara-negara tersebut. Di perancis sendiri jumlah peternakan babi mencapai lebih dari 42.000. Jumlah kandungan lemak dalam tubuh babi sangat tinggi dibandingkan dengan hewan lainnya. Namun orang eropa dan amerika berusaha menghindari lemak-lemak tersebut. Kemudian yang menjadi pertanyaan sekarang; dikemanakan lemak-lemak babi tersebut ?

Jawabannya adalah: Babi-babi tersebut dipotong di rumah-rumah jagal dalam pengawasan Badan POM dan yang membuat pusing Badan tersebut adalah membuang lemak yang sudah dipisahkan dari daging babi.

Dahulu kira-kira 60 tahun yang lalu, lemak-lemak tersebut dibakar. Kemudian mereka berpikir untuk memanfaatkan lemak-lemak tersebut. Sebagai awal ujicobanya mereka membuat sabun dengan bahan lemak tersebut dan ternyata itu berhasil.

Lemak-lemak tersebut diproses secara kimiawi, dikemas sedemikian rupa. Dan dipasarkan Dalam pada itu negara-negara di eropa memberlakukan aturan Yang mengharuskan bahan-bahan dari setiap produk makanan, obat-obatan harus dicantumkan pada kemasan. Oleh karena itu bahan yang terbuat dari lemak babi dicantukam dengan nama Pig Fat (lemak babi) pada kemasan produk.

Mereka yang sudah tinggal di Eropa selama 40 tahun terakhir ini mengetahui Hal tersebut. Namun produk dengan bahan lemak babi tersebut dilarang masuk ke negara-negara Islam pada saat itu sehingga menimbulkan deficit perdagangan bagi negara pengekspor.

Menoleh ke masa lalu, jika anda hubungkan dengan Asia Tenggara, anda mungkin tahu tentang factor yang menimbulkan perang saudara. Pada saat itu, peluru senapan dibuat di Eropa dan diangkut ke belahan Benua melalui jalur laut. Perjalanannya memakan waktu berbulan-bulan hingga mencapai tempat tujuan sehingga bubuk mesiu yang ada di dalamnya Mengalami kerusakan karena terkena air laut.

Kemudian mereka punya ide untuk melapisi peluru tersebut dengan lemak babi. Lapisan lemak tersebut harus digigit dengan gigi terlebih d! ahulu sebelum digunakan. Saat berita mengenai pelapisan tersebut tersebar dan sampai ke telinga tentara yang kebanyakan Muslim dan beberapa Vegetarian (orang yang tdk makan daging), maka tentara-tentara tersebut menolak berperang sehingga mengakibatkan perang saudara (civil war).

Negara-negara eropa mengakui fakta tersebut dan kemudian menggantikan penulisan lemak babi dalam kemasan dengan menuliskan lemak hewan. Semua orang yang tinggal di Eropa sejak tahun 1970 - an mengetahuinya.

Saat perusahaan produsen ditanya oleh pihak berwenang dari negara Islam mengenai lemak hewan tersebut, maka jawabannya bahwa lemak tersebut adalah lemak sapi & domba, walaupun demikian lemak-lemak tesebut haram bagi muslim karena penyembelihan hewan ternak tersebut tidak mengikuti syariat islam. Oleh karena itu produk dengan label baru tersebut dilarang masuk ke negara-negara islam.

Sebagai akibatnya, perusahan-perusaha produsen menghadapi masalah keuangan yang sangat serius karena 75% penghasilan mereka diperoleh dengan menjual produknya ke Negara islam, dimana laba penjualan ke negara islam bias mencapai milliard dolar. Akhirnya mereka memutuskan untuk membuat kodifikasi bahasa yang hanya dimengerti oleh Badan POM sementara orang awam tidak mengetahuinya.

Kode tersebut diawali dengan kode E-CODES. E-INGREDIENTS ini terdapat di banyak produk perusahaan multinasional termasuk pasta gigi, sejenis permen karet, cokelat, gula-gula, biscuit, makanan kaleng, buah-buahan Kalengan dan beberapa multi vitamin dan masih banyak lagi jenis produk makanan & obat-obatan lainnya.

Semenjak produk-produk tersebut di atas banyak dikonsumsi oleh negara-negara muslim, kita sebagai masyarakat muslim tidak terkecuali sedang menghadapi masalah penyakit masyarakat yakni hilangnya rasa malu, kekerasan dan seks bebas (kumpul kebo).

Oleh karenanya, saya mohon kepada semua umat islam untuk memeriksa terlebih dahulu bahan-bahan produk yang akan kita konsumsi dan mencocokannya Dengan daftar kode E-CODES berikut ini. Jika ditemukan kode-kode berikut ini dalam kemasan produk yang akan kita beli, maka hendaknya dapat dihindari karena produk dengan kode-kode tersebut di bawah ini mengandung lemak babi.

Kode-kode tersebut adalah:
E100, E110, E120, E 140, E141, E153, E210, E213, E214, E216, E234, E252,E270, E280, E325, E326, E327, E334, E335, E336, E337, E422, E430, E431, E432, E433, E434, E435, E436, E440,E470, E471, E472, E473, E474, E475,E476, E477, E478, E481, E482, E483,E491, E492, E493, E494, E495, E542,E570, E572, E631, E635, E904.

Adalah tanggung jawab kita semua sebagai umat islam untuk mengikuti syariat islam dan juga memberitahukan informasi ini kepada saudara-saurdara kita.

M. Anjad Khan, Medical Research Institute United States

Best Regard,

Rudi Sudardjat
Institute of Natural and Regional Resources (INRR) Environmental Management Division

+62 251 7533694 ext. 119 (voice), +62 251 7531287 (fax), +62 812 869 2556 (cell)
rudi@inrr.org (e-mail)

sumber: http://eramuslim.com/

Baca Selengkapnya..

Prasangka

11 Desember 2008

Di sebuah negeri zaman dulu kala, seorang pelayan raja tampak gelisah. Ia bingung kenapa raja tidak pernah adil terhadap dirinya. Hampir tiap hari, secara bergantian, pelayan-pelayan lain dapat hadiah. Mulai dari cincin, kalung, uang emas, hingga perabot antik. Sementara dirinya tidak.

Hanya dalam beberapa bulan, hampir semua pelayan berubah kaya. Ada yang mulai membiasakan diri berpakaian sutera. Ada yang memakai cincin di dua jari manis, kiri dan kanan. Dan, hampir tak seorang pun yang datang ke istana dengan berjalan kaki seperti dulu. Semuanya datang dengan kendaraan. Mulai dari berkuda, hingga dilengkapi dengan kereta dan kusirnya.

Ada perubahan lain. Para pelayan yang sebelumnya betah berlama-lama di istana, mulai pulang cepat. Begitu pun dengan kedatangan yang tidak sepagi dulu. Tampaknya, mereka mulai sibuk dengan urusan masing-masing.

Cuma satu pelayan yang masih miskin. Anehnya, tak ada penjelasan sedikit pun dari raja. Kenapa beliau begitu tega, justru kepada pelayannya yang paling setia. Kalau yang lain mulai enggan mencuci baju dalam raja, si pelayan miskin ini selalu bisa.

Hingga suatu hari, kegelisahannya tak lagi terbendung. "Rajaku yang terhormat!" ucapnya sambil bersimpuh. Sang raja pun mulai memperhatikan. "Saya mau undur diri dari pekerjaan ini," sambungnya tanpa ragu. Tapi, ia tak berani menatap wajah sang raja. Ia mengira, sang raja akan mencacinya, memarahinya, bahkan menghukumnya. Lama ia tunggu.

"Kenapa kamu ingin undur diri, pelayanku?" ucap sang raja kemudian. Si pelayan miskin itu diam. Tapi, ia harus bertarung melawan takutnya. Kapan lagi ia bisa mengeluarkan isi hati yang sudah tak lagi terbendung. "Maafkan saya, raja. Menurut saya, raja sudah tidak adil!" jelas si pelayan, lepas. Dan ia pun pasrah menanti titah baginda raja. Ia yakin, raja akan membunuhnya.

Lama ia menunggu. Tapi, tak sepatah kata pun keluar dari mulut raja. Pelan, si pelayan miskin ini memberanikan diri untuk mendongak. Dan ia pun terkejut. Ternyata, sang raja menangis. Air matanya menitik.

Beberapa hari setelah itu, raja dikabarkan wafat. Seorang kurir istana menyampaikan sepucuk surat ke sang pelayan miskin. Dengan penasaran, ia mulai membaca, "Aku sayang kamu, pelayanku. Aku hanya ingin selalu dekat denganmu. Aku tak ingin ada penghalang antara kita. Tapi, kalau kau terjemahkan cintaku dalam bentuk benda, kuserahkan separuh istanaku untukmu. Ambillah. Itulah wujud sebagian kecil sayangku atas kesetiaan dan ketaatanmu."
**

Betapa hidup itu memberikan warna-warni yang beraneka ragam. Ada susah, ada senang. Ada tawa, ada tangis. Ada suasana mudah. Dan, tak jarang sulit.

Sayangnya, tak semua hamba-hamba Yang Maha Diraja bisa meluruskan sangka. Ada kegundahan di situ. Kenapa kesetiaan yang selama ini tercurah, siang dan malam; tak pernah membuahkan bahagia. Kenapa yang setia dan taat pada Raja, tak dapat apa pun. Sementara yang main-main bisa begitu kaya.

Karena itu, kenapa tidak kita coba untuk sesekali menatap 'wajah'Nya. Pandangi cinta-Nya dalam keharmonisan alam raya yang tak pernah jenuh melayani hidup manusia, menghantarkan si pelayan setia kepada hidup yang kelak lebih bahagia.

Pandanglah, insya Allah, kita akan mendapati jawaban kalau Sang Raja begitu sayang pada kita.

sumber: http://eramuslim.com/

Baca Selengkapnya..

Makna Kurban

09 Desember 2008

By A.Ilyas Ismail, MA.

Menurut para ahli hukum Islam, hukum ibadah kurban adalah sunnah muakkadah. Artinya amat dianjurkan bagi orang Muslim yang mampu. Mampu di sini, tidak identik dengan kaya. Menurut madzhab Syafi'i, bila seorang masih mempunyai sejumlah uang di luar kebutuhan dan biaya hidupnya pada hari raya dan tiga hari berikutnya (Ayam al-Tasyriq), maka telah berlaku baginya anjuran berkurban. (Al-Jaziri, Al-Fiqh 'Ala al-Madzahib al-Arba'ah, 1/716). Ibadah ini mulai diperintahkan oleh Allah swt pada tahun kedua Hijrah, bersamaan dengan perintah salat hari raya, zakat mal, dan zakat fitrah.

Rasulullah saw sendiri, seperti disebut dalam banyak hadis, melaksanakan ibadah kurban dengan menyembelih dua ekor kambing. (H.R. Bukhari). Beliau menyembelih sendiri kurbannya itu dengan membaca Basmalah dan Takbir, sambil berkata, ''Hadza 'Anni wa 'Amman Lam Yudhahhi min Ummati (Kurban ini dari-ku (Muhammad saw) dan dari orang yang tak mampu berkurban dari ummat-ku). (H.R. Abu Daud).

Ibadah kurban, seperti halnya ibadah haji, bersifat simbolik. Di dalamnya, terkandung beberapa makna spiritual yang amat dalam.

Pertama, ia merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah swt. Sebagai ungkapan syukur, maka bacaan takbir ketika menyembelih hewan kurban itu, tulis pakar tafsir Abdullah Yusuf Ali, justru lebih penting dari pada penyembelihan kurban itu sendiri. (The Holy Qur'an: Translation and Commentary, No.2810).

Kedua, kurban adalah ungkapan cinta kasih dan simpatik kepada kaum lemah. Dikatakan demikian, karena ibadah kurban tak sama dengan upacara persembahan dalam agama-agama lain. Hewan kurban tidak dibuang di altar pemujaan dan tidak pula dihanyutkan di air sungai. Daging kurban itu justru untuk dinikmati oleh pelaku ibadah kurban itu sendiri dan orang-orang miskin di sekitarnya. Allah berpesan, ''Lalu makanlah sebagian dari dagingnya dan beri makanlah (dengan bagian yang lainnya) orang fakir yang sengsara.'' (al-Haj, 28).

Ketiga, kurban adalah simbol dari kesediaan kita untuk melawan dan mengenyahkan segala sesuatu yang akan menjauhkan diri kita dari jalan Allah swt. Sesuatu itu, bisa berupa harta dan kekayaan kita, kedudukan dan pekerjaan kita, atau apa saja yang membuat kita tak sanggup berkata benar.

Karena itu, kurban dapat pula disebut sebagai simbol dari kemenangan kita melawan hawa nafsu kita sendiri. Dari sini kita dapat memahami bahwa ibadah kurban pada hakikatnya adalah komitmen kita untuk senantiasa menuhankan Allah, bukan menuhankan hawa nafsu kita sendiri, serta kesediaan kita untuk berbagai rasa dengan sesama manusia, terutama kaum lemah. Komitmen inilah yang akan membawa kita meraih perkenan dari ridha Allah, bukan darah dan daging kurban itu sendiri. Allah berfirman. ''Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaanmulah yang dapat mencapainya''. (Al-Haj, 37).

sumber: http://republika.co.id/

Baca Selengkapnya..

Aku Mencintaimu dan Mendukungmu

02 Desember 2008

Oleh: Dra. Anis Byarwati, MSi.

Ekspresi cinta bisa bermacam-macam. Bagaimana dengan ekspresi cinta pasangan aktifis dakwah? Menjadi aktifis, saya rasa tidak berarti kehilangan ekspresi dalam mencintai pasangan. Bahkan menurut saya, ekspresi cinta pasangan aktifis dakwah itu unik, karena juga harus punya pengaruh positif untuk dakwah. Lho, kok bisa begitu? Apa hubungannya ekspresi kita dalam mencintai pasangan dengan dakwah?

Berbicara soal cinta mencintai, saya terkesan dengan filosofi cinta yang dimiliki ibu saya. Filosofi beliau ini saya ‘tangkap’ secara tak sengaja ketika beliau sedang ‘menceramahi’ adik bungsu saya yang laki-laki yang sedang kasmaran. Cerita sedikit, begini kira-kira sebagian kecil isi ceramah ibu saya… “Kalau kamu mencintai seseorang malah membuat kamu jadi malas belajar, malas kuliah, malas ngapa-ngapain, membuat kamu malah jadi mundur kebelakang, itu cinta yang nggak benar …dst”.

Jadi begitu rupanya. Saya mencoba merenungi kata-kata itu lebih dalam. Saya merasakan ada kebenaran dari ‘ceramah’ ibu saya itu. Mencintai seseorang tidak boleh membuat kita menjadi mundur ke belakang. Sebaliknya, mencintai seseorang harus membuat kita lebih produktif, lebih berenergi, lebih punya vitalitas. Singkatnya, mencintai seseorang harus membuat kita menjadi lebih baik dari sebelumnya!

Lalu secara reflek saya mengaitkan itu dengan kehidupan cinta antara pasangan aktifis dakwah. Antara Ummahat al-Mukminin dengan Rasul Yang Mulia, antara para shahabiyat dengan suami mereka. Lihatlah ekspresi cinta Fathimah putri Rasulullah terhadap Ali bin Abi Thalib, Asma’ binti Abi Bakar terhadap Zubair bin Awwam, Ummu Sulaim terhadap Abu Thalhah, juga ekspresi cinta Khansa’, Nusaibah, dan para aktifis dakwah zaman ini. Mencintai suami tidak membuat mereka menjadi lemah atau mundur ke belakang. Mencintai suami juga tidak membuat mereka menjadi tak berdaya atau tak mandiri. Justru yang kita saksikan dalam sejarah, mencintai membuat mereka menjadi semakin kokoh, lebih produktif dan kontributif dalam beramal, lebih matang dan bijaksana dalam berperilaku. Dengan kata lain, mereka menjadi semakin ‘berkembang’ dan ‘bersinar’ setelah menikah!

Betapa indahnya jika ekspresi cinta kita kepada suami membawa dampak seperti itu! Betapa indahnya jika ekspresi kita dalam mencintai suami memberi pengaruh posititif pada kehidupan kita, baik sebagai pribadi maupun sebagai aktifis dakwah.

Menurut saya, mencintai suami tidak berarti ‘kehilangan’ diri kita sendiri. Tidak juga berarti kehilangan privacy, tidak membuat kita merasa ‘terhambat’, ‘terbelenggu’, atau ‘tak berdaya’. Kita bisa mencintai suami kita sambil tetap memiliki kepribadian kita sendiri, tetap memiliki privacy. Tentu saja semuanya dalam batas tertentu dan tetap berada dalam koridor yang sesuai dengan syari’at Allah.

Bahkan yang lebih dahsyat adalah, jika cinta kita kepada suami memiliki ‘kekuatan’ yang menggerakkan dan memotivasi. Lalu cinta itu mampu membuat kita ‘berkembang’, menjadikan kita semakin energik, produktif dan kontributif! Dengan begitu, pernikahan membawa keberkahan tersendiri bagi dakwah. Karena, dakwah mendapatkan ‘kekuatan dan darah baru’ dari pernikahan para aktifisnya.

Apakah hal itu terlalu idealis? Karena kenyataan kadang berkata sebaliknya. Berapa banyak perempuan kita yang setelah menikah merasa dirinya tidak berkembang? Atau merasa hilang potensinya? Saya tidak ingin mengatakan kondisi ‘tenggelamnya’ perempuan setelah menikah sebagai sebuah fenomena, meski kondisi seperti ini sering saya jumpai di Jakarta dan juga ketika saya berkunjung ke daerah-daerah.

Saya tak ingin membahas kenapa itu terjadi, apalagi mencari ‘kambing hitam’ segala. Tetapi kita patut merenungkan kata-kata Imam Syahid Hassan Al-Banna ketika berbicara tentang pernikahan dan kehidupan rumah tangga. Saya kutipkan kata-kata beliau ini yang terdapat dalam buku Hadits Tsulasa, halaman 629… “Kehidupan rumah tangga adalah ‘hayatul amal’. Ia diwarnai oleh beban-beban dan kewajiban. Landasan kehidupan rumah tangga bukan semata kesenangan dan romantika, melainkan tolong- menolong dalam memikul beban kehidupan dan beban dakwah…”

Rumah tangga merupakan lahan amal. Rumah tangga juga menjadi markaz dakwah. Perjalanan kehidupan rumah tangga para aktifis dakwah bukan hanya dipenuhi romantika semata, tetapi juga diwarnai oleh dinamika semangat beribadah, beramal dan berdakwah. Sebuah perjalanan rumah tangga yang bernuansa ta’awun dalam memikul beban hidup dan beban dakwah. Subhanallah!

Saya memberikan apresiasi kepada para perempuan yang setelah menikah justru semakin ‘bersinar’, kokoh, matang, bijaksana, energik, produktif dan kontributif dalam beramal, sambil menjaga keseimbangan dalam menunaikan tugas sebagai istri dan ibu. Saya percaya, untuk bisa mendapatkan semua kondisi itu ada proses panjang, kerja keras dan pengorbanan yang tidak kecil. Barakallahu fiiki.

Lalu untuk perempuan yang masih merasa ‘terhambat, terbelenggu dan tidak berkembang’ setelah menikah, saya ingin memberi apresiasi secara khusus. Berusahalah untuk menghilangkan perasaan terhambat, terbelenggu atau tidak berkembang itu. Ya, sebab membiarkan perasaan-perasaan semacam itu menguasai diri kita, sama saja dengan ‘menggali kuburan sendiri’. Bukankah lebih baik jika kita tetap berpikir jernih dan positif? Lalu mencari bentuk kontribusi yang paling memungkinkan yang bisa kita berikan untuk dakwah. Bisakah kita tetap berhusnuzhon, selama kita ikhlas menjalani hidup kita, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal kita? Bisakah kita tetap yakin, bahwa kemuliaan seseorang tidak ditentukan oleh gelar, jabatan, posisi, kedudukan, ketokohan dan kondisi fisik lainnya?!

“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu adalah yang paling bertakwa diantara kamu” (QS al-Hujurat:13).

Jadi, tetaplah tegar dan sedapat mungkin beramal sesuai kemampuan dan kesanggupan, karena kita tidak dituntut untuk beramal diluar kemampuan dan kesanggupan kita. Barakallahu fiiki!

sumber: http://www.dakwatuna.com/

Baca Selengkapnya..

Haram-Halal Yoga di Malaysia

24 November 2008

KUALA LUMPUR -- Mejelis fatwa kebangsaan Malaysia (MFKM), Sabtu (22/11) mengumumkan bahwa yoga itu haram buat seorang muslim jika dilakukan secara sistematik yang terdiri dari gerakan fisik, baca mantera (doa-doa) hindu, dan meditasi yang menyatukan diri manusia dengan tuhan."Jika dilakukan secara sistematik yang mengandung ketiga unsur tadi maka hal itu bertentangan dengan syariat Islam. Haram hukumnya," kata ketua MFKM Prof Dr Abdul Shukor Husin, dalam jumpa pers di Putrajaya, Sabtu.

Tapi jika melakukan yoga sebagai suatu senam atau olah raga saja itu tidak diharamkan, namun umat Islam disarankan untuk tetap tidak melakukannya, karena khawatir masuk lebih jauh kepada yoga sistematik, kata Abdul Shukor. MFKM mengeluarkan fatwa bukan sembarangan. Larangan itu dikeluarkan setelah melakukan kajian dan penelitian. "Setelah meneliti dan mengkaji semua masukan, serta mempelajari yoga yang berasal dari masyarakat Hindu sebelum Masehi ternyata ternyata merupakan gabungan gerakan fisik, unsur religius, doa dan pemujaan untuk mendapatkan ketenangan yang akhirnya seolah-olah sudah menyatu dirinya dengan tuhan. Ini tidak sesuai dan merusak akidah," katanya.

Pelarangan yoga sistematik bagi umat Islam berlaku juga di Singapura dan Mesir. Jadi Malaysia tidak sendirian dan juga tidak yang pertama mengharamkan yoga sistematik, tambah dia.

Fatwa MFKM itu muncul setelah seorang dosen di UKM (Universiti Kebangsaan Malaysia) Prof Zakaria Stapa menasehatkan orang Islam yang mengikuti senam yoga untuk menghentikannya karena dapat mengganggu akidah. "Sholat jauh lebih membuat ketenangan jiwa dibandingkan yoga," kata Zakaria.

Gaya Hidup

Yoga sebagai suatu cara untuk meningkatkan kesehatan telah menjadi gaya hidup yang popular dan meluas di mancanegara, baik di negara muslim maupun non muslim. Yoga center bahkan merebak di Arab Saudi dan United Arab Emirates menjadi suatu gaya hidup sehat.

Di Iran, yang dikenal sebagai Islam garis keras, yoga juga sangat populer di sana, bahkan ada kelas untuk anak-anak. Begitu juga dengan di Indonesia, advokat terkenal dan pejuang demokrasi Adnan Buyung Nasution mengaku kini rajin mengikuti yoga untuk menjaga kebugaran dan kesehatannya. "Abang dan Rendra ikut senam yoga untuk kesehatan dan kebugaran," katanya.

Keputusan MFKM itu menimbulkan pro dan kontra di negeri jiran itu sendiri. SIS (sister in Islam) dan beberapa praktisi yoga menyatakan kekecewaan terhadap keputusan itu karena yoga hanyalah sebuah bentuk olahraga.Manager program SIS, sebuah organisasi Islam yang moderat di Malaysia, Norhayati Kaprawi mengatakan kepada harian The Star, banyak muslim di Malaysia melakukan yoga sebagai suatu olahraga untuk menjaga kesehatan. "Saya tidak sampai berpikiran yoga menjadi penyebab seorang muslim pindah menjadi hindu atau mengurangi keyakinannya terhadap Islam. Yoga hanyalah sebuah olahraga seperti qigong atau taichi yang akarnya adalah Budha," kata Norhayati.

Norhayati mengatakan, keputusan itu seolah-olah yoga menjadi ancaman Islam. "Seharusnya majelis fatwa kebangsaan lebih fokus pada isu-isu besar seperti politik uang atau korupsi yang juga merebak di umat Islam," ujar dia.

SIS telah mengadakan klas yoga mingguan sejak setahun lalu, dan dengan keputusan itu bukan menjadi masalah untuk LSM ini melanjutkan olahraga itu. Pelatih yoga selama 30 tahun lalu, Siti Suheila Merican mengatakan, isu itu tidak perlu dibesar-besarkan karena banyak umat Islam di Timur tengah yang melakukan olahraga ini tanpa ada percekcokan. "Yoga memang seharusnya dilakukan tanpa perlu baca doa atau mantera dan meditasi yang menyatukan diri dengan tuhan," katanya.

Seorang guru Hafiza Yahya, 26 thn, kepada harian The Star, mengaku belajar yoga melalui buku sejak lima tahun lalu. "Di dalam kelas yoga, instruktur akan minta anda untuk membaca mantera-mantera Hindu. Tapi dalam latihan saya tidak ikuti semuanya, alhasil setelah melahirkan berat badannya dapat dikurangi hingga 30 Kg.

Seorang tokoh agama Islam di Singapura, Pasuni Maulan, 64 Thn mengatakan kepada harian The Star, bahwa kegiatan fisik yang ada unsur religius dan mistik bukan hanya pada yoga dan Hindu. Silat, yang akarnya adalah kegiatan fisik dan bela diri dari Melayu juga menggabungkan unsur mistik yang seharusnya juga dilarang oleh Islam.

Yoga adalah latihan fisik untuk kesehatan yang lahir sejak 3.300 tahun sebelum masehi yang dipecayai dapat memperlambat penuaan, mengurangkan resiko kencing manis, lelah dan penyakit yang terkait dengan jantung. Tapi keputusan MFKM menjadi berita di Indonesia seolah-olah yoga telah dilarang di Malaysia.

Yang dilarang adalah jika kegiatan itu diikuti oleh pembacaan doa-doa Hindu dan meditasi yang menyatukan diri dengan tuhan. Jika hanya ikuti gerakan fisiknya, tidak dilarang, tapi MUI Malaysia hanya menyarankan umat Islam untuk tidak ikuti senam yoga, karena khawatir masuk terlalu jauh.

sumber: http://republika.co.id/

Baca Selengkapnya..

Sekuntum “Cinta” Pengantin Syurga

Oleh: Aidil Heryana

“Cinta itu mensucikan akal, mengenyahkan kekhawatiran, memunculkan keberanian, mendorong berpenampilan rapi, membangkitkan selera makan, menjaga akhlak mulia, membangkitkan semangat, mengenakan wewangian, memperhatikan pergaulan yang baik, serta menjaga adab dan kepribadian. Tapi cinta juga merupakan ujian bagi orang-orang yang shaleh dan cobaan bagi ahli ibadah,” Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam bukunya Raudah Al-Muhibbin wa Nuzhah Al-Musytaqin memberikan komentar mengenai pengaruh cinta dalam kehidupan seseorang.

Bila seorang kekasih telah singgah di hati, pikiran akan terpaut pada cahaya wajahnya, jiwa akan menjadi besi dan kekasihnya adalah magnit. Rasanya selalu ingin bertemu meski sekejab. Memandang sekilas bayangan sang kekasih membuat jiwa ini seakan terbang menuju langit ke tujuh dan bertemu dengan jiwanya.

Indahnya cinta terjadi saat seorang kekasih secara samar menatap bayangan orang yang dikasihi. Bayangan indah itu laksana air yang menyirami, menyegarkan, menyuburkan pepohonan taman di jiwa.

Dahulu di kota Kufah tinggallah seorang pemuda tampan rupawan yang tekun dan rajin beribadat, dia termasuk salah seorang yang dikenal sebagai ahli zuhud. Suatu hari dalam pengembaraannya, pemuda itu melewati sebuah perkampungan yang banyak dihuni oleh kaum An-Nakha’. Demi melepaskan penat dan lelah setelah berhari-hari berjalan maka singgahlah dia di kampung tersebut. Di persinggahan si pemuda banyak bersilaturahim dengan kaum muslimin. Di tengah kekhusyu’annya bersilaturahim itulah dia bertemu dengan seorang gadis yang cantik jelita.

Sepasang mata bertemu, seakan saling menyapa, saling bicara. Walau tak ada gerak lidah! Tak ada kata-kata! Mereka berbicara dengan bahasa jiwa. Karena bahasa jiwa jauh lebih jujur, tulus dan apa adanya. Cinta yang tak terucap jauh lebih berharga dari pada cinta yang hanya ada di ujung lidah. Maka jalinan cintapun tersambung erat dan membuhul kuat. Begitulah sejak melihatnya pertama kali, dia pun jatuh hati dan tergila-gila. Sebagai anak muda, tentu dia berharap cintanya itu tak bertepuk sebelah tangan, namun begitulah ternyata gayung bersambut. Cintanya tidak berada di alam khayal, tapi mejelma menjadi kenyataan.

Benih-benih cinta itu bagai anak panah melesat dari busurnya, pada pertemuan yang tersamar, pertemuan yang berlangsung sangat sekejab, pertemuan yang selalu terhalang oleh hijab. Demikian pula si gadis merasakan hal serupa sejak melihat pemuda itu pada kali yang pertama.

Begitulah cinta, ketika ia bersemi dalam hati… terkembang dalam kata… terurai dalam perbuatan…Ketika hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya. Ketika hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan dan tidak nyata…

Ketika cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti pohon; akarnya terhujam dalam hati, batangnya tertegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan. Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh amal.

Semakin dalam makna cinta direnungi, semakin besar fakta ini ditemukan. Cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.

Begitupun dengan si pemuda, dia berpikir cintanya harus terselamatkan! Agar tidak jadi liar, agar selalu ada dalam keabadian. Ada dalam bingkai syari’atnya. Akhirnya diapun mengutus seseorang untuk meminang gadis pujaannya itu. Akan tetapi keinginan tidak selalu seiring sejalan dengan takdir Allah. Ternyata gadis tersebut telah dipertunangkan dengan putera bapak saudaranya.

Mendengar keterangan ayah si gadis itu, pupus sudah harapan si pemuda untuk menyemai cintanya dalam keutuhan syari’at. Gadis yang telah dipinang tidak boleh dipinang lagi. Tidak ada jalan lain. Tidak ada jalan belakang, samping kiri, atau samping kanan. Mereka sadar betul bahwa jalinan asmaranya harus diakhiri, karena kalau tidak, justeru akan merusak ’anugerah’ Allah yang terindah ini.

Bayangkan, bila dua kekasih bertemu dan masing-masing silau serta mabuk oleh cahaya yang terpancar dari orang yang dikasihi, ia akan melupakan harga dirinya, ia akan melepas baju kemanusiaannya dengan menabrak tabu. Dan, sekali bunga dipetik, ia akan layu dan akhirnya mati, dipijak orang karena sudah tak berguna. Jalan belakang ’back street’ tak ubahnya seperti anak kecil yang merusak mainannya sendiri. Penyesalan pasti akan datang belakangan, menangispun tak berguna, menyesal tak mengubah keadaan, badan hancur jiwa binasa.

Cinta si gadis cantik dengan pemuda tampan masih menggelora. Mereka seakan menahan beban cinta yang sangat berat. Si gadis berpikir barangkali masih ada celah untuk bisa ’diikhtiarkan’ maka rencanapun disusun dengan segala kemungkinan terpahit. Maka si gadis mengutus seorang hambanya untuk menyampaikan sepucuk surat kepada pemuda tambatan hatinya:

”Aku tahu betapa engkau sangat mencintaiku dan karenanya betapa besar penderitaanku terhadap dirimu sekalipun cintaku tetap untukmu. Seandainya engkau berkenan, aku akan datang berkunjung ke rumahmu atau aku akan memberikan kemudahan kepadamu bila engkau mau datang ke rumahku.”

Setelah membaca isi surat itu dengan seksama, si pemuda tampan itu pun berpesan kepada kurir pembawa surat wanita pujaan hatinya itu.

“Kedua tawaran itu tidak ada satu pun yang kupilih! Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar bila aku sampai durhaka kepada Tuhanku. Aku juga takut akan neraka yang api dan jilatannya tidak pernah surut dan padam.”

Pulanglah kurir kekasihnya itu dan dia pun menyampaikan segala yang disampaikan oleh pemuda tadi.

Tawaran ketemuan? Dua orang kekasih? Sungguh sebuah tawaran yang memancarkan harapan, membersitkan kenangan, menerbitkan keberanian. Namun bila cinta dirampas oleh gelora nafsu rendah, keindahannya akan lenyap seketika. Dan berubah menjadi naga yang memuntahkan api dan menghancurkan harga diri kita. Sungguh heran bila saat ini orang suka menjadi korban dari amukan api yang meluluhlantakkan harga dirinya, dari pada merasakan keindahan cintanya.

“Sungguh selama ini aku belum pernah menemukan seorang yang zuhud dan selalu takut kepada Allah swt seperti dia. Demi Allah, tidak seorang pun yang layak menyandang gelar yang mulia kecuali dia, sementara hampir kebanyakan orang berada dalam kemunafikan.” Si gadis berbangga dengan kesalehan kekasihnya.

Setelah berkata demikian, gadis itu merasa tidak perlu lagi kehadiran orang lain dalam hidupnya. Pada diri pemuda itu telah ditemukan seluruh keutuhan cintanya. Maka jalan terbaik setelah ini adalah mengekalkan diri kepada ’Sang Pemilik Cinta’. Lalu diapun meninggalkan segala urusan duniawinya serta membuang jauh-jauh segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia. Memakai pakaian dari tenunan kasar dan sejak itu dia tekun beribadat, sementara hatinya merana, badannya juga kurus oleh beban cintanya yang besar kepada pemuda yang dicintainya.

Bila kerinduan kepada kekasih telah membuncah, dan dada tak sanggup lagi menahahan kehausan untuk bersua, maka saat malam tiba, saat manusia terlelap, saat bumi menjadi lengang, diapun berwudlu. Shalatlah dia dikegelapan gulita, lalu menengadahkan tangan, memohon bantuan Sang Maha Pencipta agar melalui kekuasaa-Nya yang tak terbatas dan dapat menjangkau ke semua wilayah yang tak dapat tersentuh manusia., menyampaikan segala perasaan hatinya pada kekasih hatinya. Dia berdoa karena rindu yang sudah tak tertanggungkan, dia menangis seolah-olah saat itu dia sedang berbicara dengan kekasihnya. Dan saat tertidur kekasihnya hadir dalam mimpinya, berbicara dan menjawab segala keluh-kesah hatinya.

Dan kerinduannya yang mendalam itu menyelimuti sepanjang hidupnya hingga akhirnya Allah memanggil ke haribaanNya. Gadis itu wafat dengan membawa serta cintanya yang suci. Yang selalu dijaganya dari belitan nafsu syaithoni. Jasad si gadis boleh terbujur dalam kubur, tapi cinta si pemuda masih tetap hidup subur. Namanya masih disebut dalam doa-doanya yang panjang. Bahkan makamnya tak pernah sepi diziarahi.

Cinta memang indah, bagai pelangi yang menyihir kesadaran manusia. Demikian pula, cinta juga sangat perkasa. Ia akan menjadi benteng, yang menghalau segala dorongan yang hendak merusak keindahan cinta yang bersemayam dalam jiwa. Ia akan menjadi penghubung antara dua anak manusia yang terpisah oleh jarak bahkan oleh dua dimensi yang berbeda.

Pada suatu malam, saat kaki tak lagi dapat menyanggah tubuhnya, saat kedua mata tak kuasa lagi menahan kantuknya, saat salam mengakhiri qiyamullailnya, saat itulah dia tertidur. Sang pemuda bermimpi seakan-akan melihat kekasihnya dalam keadaan yang sangat menyenangkan.

“Bagaimana keadaanmu dan apa yang kau dapatkan setelah berpisah denganku?” Tanya Pemuda itu di alam mimpinya.

Gadis kekasihnya itu menjawab dengan menyenandungkan untaian syair:

Kasih…

cinta yang terindah adalah mencintaimu,

sebuah cinta yang membawa kepada kebajikan.

Cinta yang indah hingga angin syurga berasa malu

burung syurga menjauh dan malaikat menutup pintu.


Mendengar penuturan kekasihnya itu, pemuda tersebut lalu bertanya kepadanya, “Di mana engkau berada?”

Kekasihnya menjawab dengan melantunkan syair:

Aku berada dalam kenikmatan

dalam kehidupan yang tiada mungkin berakhir

berada dalam syurga abadi yang dijaga

oleh para malaikat yang tidak mungkin binasa

yang akan menunggu kedatanganmu,

wahai kekasih…


“Di sana aku bermohon agar engkau selalu mengingatku dan sebaliknya aku pun tidak dapat melupakanmu!” Pemuda itu mencoba merespon syair kekasihnya

“Dan demi Allah, aku juga tidak akan melupakan dirimu. Sungguh, aku telah memohon untukmu kepada Tuhanku juga Tuhanmu dengan kesungguhan hati, hingga Allah berkenan memberikan pertolongan kepadaku!” jawab si gadis kekasihnya itu.

“Bilakah aku dapat melihatmu kembali?” Tanya si pemuda menegaskan

“Tak lama lagi engkau akan datang menyusulku kemari,” Jawab kekasihnya.

Tujuh hari sejak pemuda itu bermimpi bertemu dengan kekasihnya, akhirnya Allah mewafatkan dirinya. Allah mempertemukan cinta keduanya di alam baqa, walau tak sempat menghadirkan romantismenya di dunia. Allah mencurahkan kasih sayang-Nya kepada mereka berdua menjadi pengantin syurga.

Subhanallaah! Cinta memiliki kekuatan yang luar biasa. Pantaslah kalau cinta membutuhkan aturan. Tidak lain dan tidak bukan, agar cinta itu tidak berubah menjadi cinta yang membabi buta yang dapat menjerumuskan manusia pada kehidupan hewani dan penuh kenistaan. Bila cinta dijaga kesuciannya, manusia akan selamat. Para pasangan yang saling mencintai tidak hanya akan dapat bertemu dengan kekasih yang dapat memupus kerinduan, tapi juga mendapatkan ketenangan, kasih sayang, cinta, dan keridhaan dari dzat yang menciptakan cinta yaitu Allah SWT. Di negeri yang fana ini atau di negeri yang abadi nanti.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya di antara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Ruum : 21).

dari Raja’ bin Umar An-Nakha’i dll.

sumber: http://www.dakwatuna.com/

Baca Selengkapnya..

Doa yang Terkabul

18 November 2008

by Ahmad Fauzan

Doa adalah ibadah ruhiyah yang dapat berfungsi sebagai sarana interaksi antara seorang hamba dan Penciptanya. Sabda Rasulullah, ''Doa itu adalah ibadah.''Namun, agar doa dikabulkan oleh Allah SWT, ada syarat yang harus dipenuhi.

Pertama, ikhlas dalam berdoa. Kedua, tidak boleh tergesa-gesa (isti'jal) dalam berdoa. Ini sebagaimana sabda Rasulullah, ''Doa seorang hamba masih akan tetap dikabulkan selama tidak berdoa dengan tujuan dosa atau memutus silaturahim dan selama tidak isti'jal.'' Seorang sahabat bertanya, ''Wahai Rasulullah, apa itu isti'jal?'' Beliau menjawab, ''(Yaitu seseorang) mengatakan, 'Saya sudah berdoa tetapi belum juga dikabulkan', lalu ia merasa rugi di saat itu dan ia tinggalkan doanya.'' (HR Muslim, Tirmidzi, dan Abu Daud).

Ketiga, berdoa harus untuk kebaikan. Rasulullah SAW bersabda, ''Doa seorang hamba akan tetap dikabulkan selama tidak berdoa untuk sesuatu dosa atau untuk memutus silaturahim.'' (HR Muslim). Keempat, berdoa harus dengan kehadiran hati. Kata Rasulullah SAW, ''Jika kalian berdoa, memintalah kepada Allah ta'ala. Mintalah dengan disertai keyakinan bahwa permintaan kalian akan dipenuhi (dikabulkan), karena sesungguhnya Allah ta'ala tiada akan mengabulkan doa hamba yang lalai.'' (HR Ahmad).

Kelima, menjaga makanan, minuman, dan pakaian yang halal dan thayyib (baik). Hal ini termasuk syarat terkabulnya doa. Keenam, membaca shalawat Nabi SAW. Hal ini berdasarkan sabda beliau sendiri, ''Setiap doa tertahan hingga diucapkannya shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.'' (Hadis shahih dari Al-Jami'us Shaghir: 4399).

Ketujuh, seorang hamba harus selalu berusaha untuk menjalankan apa yang diperintahkan oleh agama dan menjauhi semua larangannya. Allah SWT berfirman, ''Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.'' (Al-Baqarah: 186). Itulah, antara lain, syarat-syarat agar doa kita dikabulkan oleh Allah SWT. Kita harus yakin bahwa Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan doa para hambanya.

sumber: http://republika.co.id/

Baca Selengkapnya..

Makna Ritualitas Haji

11 November 2008

Haji, menurut Wahbah Zuhaeli dalam bukunya Al-Fiqh al-Islam wa Adillatuh, berarti mengunjungi Kabah untuk melaksanakan beberapa perbuatan tertentu, di tempat-tempat tertentu, dan dalam waktu tertentu pula. Kegiatan ibadah itu dengan sendirinya mengandung makna ritualitas yang sangat tinggi baik dari segi simbol, sejarah, maupun sosiologi.

Ali Syari'ati, salah seorang pemikir kontemporer Islam, dalam bukunya Hajj, telah mengulas secara detail makna ritualitas haji. Tulisan berikut ini ingin mengemukakan percikan pemikirannya mengenai makna ritualitas haji dari aspek ibadah: ihram, tawaf, sai, dan wukuf. Ihram adalah tahap mulai niat mengerjakan haji dengan mengenakan dua helai pakaian.

Menurut Ali Syari'ati, pakaian adalah lambang status yang dapat memicu sikap diskriminasi, keakuan, dan egois. Pakaian telah memecah belah anak-anak Adam, karena itu, kata Ali Syari'ati, pakaian model ibadah ihram bukanlah penghinaan tetapi penggambaran kualitas manusia di hadapan Tuhan. Pakaian ihram, lanjutnya, telah menuntun manusia untuk mengubur pandangan yang mengukur keunggulan karena kelas, kedudukan, dan ras.

Sedang tawaf merupakan kegiatan ibadah mengelilingi Kabah. Di hadapan Kabah yang berbentuk kubus ini, kata Ali Syari'ati, para pelaku tawaf akan merenungkan keunikan Kabah yang menghadap ke segala arah, yang melambangkan universalitas dan kemutlakan Tuhan; suatu sifat Tuhan yang tidak berpihak tetapi merahmati seluruh alam (Q. S. 106: 21). Dengan tawaf, umat manusia dididik aktif bergaul menjaring komunikasi dengan Tuhan dan antarmanusia (Q. S. 112: 2).

Sementara tentang sai, Ali Syari'ati melambangkan ibadah ini dengan kegigihan dan keperkasaan manusia dalam menempuh perjuangan hidup. Sai yang merupakan rekonstruksi peristiwa Siti Hajar mencari air Zamzam dari Bukit Shafa menuju Marwa, merupakan lambang figur manusia yang berjuang dari niat yang tulus (shafa), tanpa patah semangat mencapai tujuan (marwa).

Selanjutnya, setiap calon haji harus wukuf di Arafah. Arafah merupakan sebuah padang yang luas. Di tempat ini manusia singgah sebentar (wukuf). Lalu bermalam (mabit) di Muzdalifah dan tinggal di Mina. Arafah berarti pengetahuan dan Mina artinya cinta. Setelah wukuf di Arafah, para jamaah menuju ke Muzdalifah untuk mabit.

Wukuf dilakukan pada siang hari, sementara mabit pada malam hari. Siang, demikian Syari'ati, melambangkan sebuah hubungan objektif ide-ide dengan fakta yang ada, sedangkan malam melambangkan tahap kesadaran diri dengan lebih banyak melakukan konsentrasi di keheningan malam. Kemudian di Mina, jamaah melempar Jumrah. Ini merupakan lambang perlawanan manusia melawan penindasan dan kebiadaban. Demikianlah makna ritualitas haji yang penuh dengan simbol kejuangan hidup manusia. Semoga para jamaah haji dapat menangkap makna simbol-simbol itu dan merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

sumber: http://republika.co.id/

Baca Selengkapnya..

Pace

06 November 2008

Tak banyak buah yang punya pengalaman buruk seperti pace. Sebelum tahun sembilan puluhan, buah yang biasa disebut mengkudu ini nyaris tak punya kebanggaan sedikit pun. Jangankan manusia, kelelawar pun tak sudi mencicipi. Selain baunya apek, rasanya pahit. Pahit sekali!

Belum lagi dengan bentuk buah yang aneh. Bulatnya tidak rata, dan kulit buah ditumbuhi bintik-bintik hitam. Warnanya juga tidak menarik. Mudanya hijau, tuanya pucat kekuning-kuningan. Berbeda jauh dengan apel, jeruk, mangga, dan tomat. Selain kulitnya mulus, warnanya begitu menarik: hijau segar, merah, dan orange.

Sedemikian tidak menariknya pace, orang-orang membiarkan begitu saja buah-buah pace yang sudah masak. Pace tidak pernah dianggap ketika muda, tua; dan di saat masak pun dibiarkan jatuh dan berhamburan di tanah; membusuk, dan kemudian mengering. Pace sudah dianggap seperti sampah.

Kalau saja pace bisa bicara, mungkin ia akan bilang, "Andai aku seindah apel merah. Andai aku seharum jeruk. Andai aku semolek tomat!" Dan seterusnya.

Perubahan besar pun terjadi di tahun sembilan delapan. Seorang pakar tumbuhan menemukan sesuatu yang lain dari pace. Kandungan buahnya ternyata bisa mengobati banyak penyakit: kanker, jantung, tulang, pernafasan, dan lain-lain. Orang pun memberi nama baru buat pace, morinda citrifolia.

Sejak itu, pace menjadi pusat perhatian. Ia tidak lagi diacuhkan, justru menjadi buruan orang sedunia. Kini, tidak ada lagi pace masak yang dibiarkan jatuh dan berhamburan. Ia langsung diolah dengan mesin canggih higienis, dan masuk golongan obat mahal. Kemuliaan pace sudah jauh di atas apel, jeruk, apalagi tomat.
**

Jalan hidup kadang punya rutenya sendiri. Tidak biasa, lompat-lompat, curam dan terjal. Seperti itulah ketika realitas kehidupan memperlihatkan detil-detilnya yang rumit.

Di antara yang rumit itu, ada kebingungan menemukan tutup peti potensi diri. Semua menjadi seperti misteri. Ada yang mulai mencari-cari, membongkar peti; bahkan ada yang cuma menebak-nebak sambil tetap berpangku tangan. Dalam keputusasaan, orang pun mengatakan, "Ah, saya memang tidak punya potensi." Seribu satu kalimat pengandaian pun mengalir: andai saya...andai saya...andai saya, dan seterusnya.

Kenapa tidak berusaha sabar dengan terus mencari-cari pintu peti potensi. Kenapa tidak mencari alat agar peti bisa terbongkar. Kenapa cuma bisa menebak kalau peti potensi tak berisi. Kenapa cuma diam dan menyesali diri. Padahal boleh jadi, kita bisa seperti pace yang punya potensi tinggi. Sayangnya belum tergali.

sumber: http://eramuslim.com/

Baca Selengkapnya..

Misteri Batu Hajar Aswad

04 November 2008

Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari planet Bumi. Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian ilmiah.

Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, di berkata: “Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya?.”

Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di internet, tetapi sayangnya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada asalan tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut.

Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite (tidak berujung), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’bah di di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.

Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.

Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itulah ketika kita mengelilingi Ka’bah, maka seakan-akan diri kita di-charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.

Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air. Di sebuah museum di negara Inggris, ada tiga buah potongan batu tersebut (dari Ka’Bah) dan pihak museum juga mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata surya kita.

Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah SAW bersabda, “Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam. ( Jami al-Tirmidzi al-Hajj(877))

sumber: http://misteridunia.wordpress.com/

Baca Selengkapnya..

Tips Membeli Sepatu Wanita

30 Oktober 2008

Penulis : Aditya Fajar

Dalam artikelnya, Mayo Clinic mengatakan bahwa sepatu hak tinggi dan jemari kaki yang terjepit dapat menyengsarakan kaki. Oleh karenanya, disarankan untuk memakai sepatu hak tinggi pada acara-acara tertentu saja.

Sepatu memang salah satu barang kesukaan para wanita, dan sepatu hak tinggi merupakan barang "must have" untuk terlihat professional dan terlihat cantik.

Tapi tidak untuk kaki. Apabila dipakai terlalu sering, sepatu hak tinggi membuat kaki dan jemari pada posisi yang tidak natural. Akibatnya kulit kaki menjadi lebih keras (kapalan) dan sakit apabila bergesekan dengan sepatu.

Mayo Clinik mengatakan bahwa sepatu hak tinggi merupakan kontributor terbesar untuk masalah kaki pada wanita. Selain itu, penuaan juga mempunyai peran. Apabila terlalu sering memakai hak tinggi dan tentunya akan bersamaan dengan perubahan alamiah kaki, maka dapat membawa wanita ke dalam masalah kaki.

***

Penuaan dan Kaki

Semakin bertambahnya umur, maka kaki akan menjadi lebih lebar dan lebih panjang. Bantalan kaki di tumit dan ujung kaki pun akan menipis. Selama bertahun-tahun (dari kecil sampai besar), kita biasanya berjalan dengan posisi alamiah. Hal ini akan memperkuat kaki dan tumit. Ketika seorang wanita memakai sepatu hak tinggi (5 senti atau lebih), maka kakinya tidak lagi menahan beban secara merata dan akan sulit menjaga keseimbangan.

***

Tips Membeli Sepatu

1. Pilihlah hak sepatu sewajarnya. Pilihlah sepatu dengan hak pendek - 3,8 sentimeter atau kurang - dan bantalan tumit yang lebar. Bantalan tumit yang kecil kurang baik karena tidak bisa men-support kaki dengan sempurna.

2. Periksalah ukuran sepatu. Kaki akan bertambah panjang dan bertambah lebar seiring dengan bertambahnya usia. Tidak perlu mengukur kaki setiap kali membeli sepatu, tapi periksalah ukuran sepatu setiap beberapa tahun sekali. Untuk pengukuran lebih tepat, berdirilah, karena kaki akan melebar ketika anda berdiri.

3. Jangan mengandalkan ukuran sepatu saja. Periksalah ukuran sepatu (sudah benar-benar pas) dan rasakan kenyamanan sepatu tersebut ketika memakainya. Ukuran sepatu bisa berbeda-beda dari satu merek ke merek lainnya dan dari satu model ke model lainnya.

4. Bandingkan lebar sepatu dengan lebar kaki. Berdirilah dan taruh sepatu di samping kaki anda. Bandingkan mana yang lebih lebar, sepatunya atau kakinya? Hindari membeli sepatu yang terlalu sempit, walaupun anda sangat menyukainya.

5. Cobalah kedua sepatu sebelum membeli. Apakah keduanya nyaman dipakai? Banyak orang punya ukuran kaki yang tidak sama, yang satu lebih besar dan sebaliknya. Jika anda mempunyai kaki yang seperti ini, pilihlah sepatu yang ukurannya pas di kaki yang lebih lebar. Pastikan ukuran sepatu tersebut mempunyai cukup ruang bebas (paling tidak seukuran jari) yang diukur dari ujung sepatu sampai ujung jari terpanjang.

6. Belilah sepatu di sore hari (senja hari) atau di pagi hari. Kaki akan membesar di siang dan sore hari. Sepatu yang nyaman di pagi hari bisa terasa sempit di sore hari.

7. Jangan percaya omongan 'nanti juga muat'. Sepatu haruslah langsung nyaman ketika digunakan. Jangan beli sepatu dengan anggapan bahwa nanti akan muat setelah dipakai beberapa lama.

8. Tanyakan tentang kebijakan mengembalikan barang yang sudah dibeli. Di Indonesia, memang sering tertulis di bon bahwa 'Barang yang sudah dibeli tidak dapat ditukar atau dikembalikan'. Tapi tidak ada salahnya menanyakan kepada toko, karena bisa saja nanti sepatu yang sudah dibeli ternyata malah tidak nyaman dipakai. Kalau tidak ada tanda-tanda kerusakan, toko bisa saja menerima kembali sepatu yang sudah dibeli (atau menukarnya dengan sepatu lain).

9. Perhatikan bahan sepatu dan model. Pilihlah bahan sepatu yang flexibel dan memungkinkan kaki anda untuk 'bernapas', seperti sepatu kulit atau rajutan nylon. Hindari sepatu yang kira-kira bisa menyebabkan gesekan terus menerus dengan kaki anda.

***

Berbuat Baiklah Terhadap Kaki

Kaki anda merupakan fondasi tubuh anda. Janganlah keinginan untuk terlihat fashionable membuat anda sulit untuk berdiri, duduk, dan berjalan. Menurut beberapa perkiraan, selama hidup, seseorang akan berjalan beberapa ribu kilometer.

Oleh karenanya, berbuat baiklah terhadap kaki. Ambillah langkah-langkah pencegahan untuk menghindari masalah di kaki anda.

sumber: http://kotasantri.com/

Baca Selengkapnya..

Ilmuwan: Daun Gugur Bukan Peristiwa Biasa

27 Oktober 2008

Sekilas, peristiwa gugurnya dedaunan tumbuhan tampak seperti kejadian alam biasa. Namun ternyata tidak demikian bagi para ilmuwan, yang meneliti sungguh-sungguh fenomena yang diistilahkan dengan “abscission” ini.

Abscission adalah suatu proses yang dilakukan tumbuhan untuk memisahkan dan ‘membuang’ organ tumbuhan seperti dedaunan, kelopak bunga, bunga dan buah yang tidak lagi diperlukan tumbuhan atau yang terserang penyakit.

Gugurnya organ tumbuhan ini ternyata melibatkan sistem informasi genetika yang rumit. Para peneliti University of Missouri (MU) telah menyingkap kendali pengaturan pengguguran organ tumbuhan pada tanaman jenis Arabidopsis thaliana, yang seringkali dijadikan bahan percobaan di laboratorium.

Bukan peristiwa sederhana
Bidang ini sangat menarik perhatian bagi industri tanaman buah dan bunga potong. Hal ini karena para pengusaha di bidang itu sangat bergantung pada zat-zat atau faktor-faktor pendorong atau penghambat pengguguran organ tumbuhan bernilai bisnis ini, di antaranya dalam rangka menjaga mutu buah. Demikian papar situs warta iptek Physorg.com, 22 September 2008.

Menurut John Walker, kepala the MU Interdisciplinary Plant Group di the Christopher S. Bond Life Sciences Center, tumbuhan menggugurkan organnya karena sejumlah alasan. Dedaunan tua, misalnya, digugurkan guna membantu daur ulang zat-zat makanan, sementara buah-buahan yang telah masak rontok dan jatuh ke bawah guna membantu penyebaran benih.

Juga, bagian-bagian bunga yang terkena penyakit sengaja digugurkan dan dibuang oleh tumbuhan. Hal ini sengaja dilakukan untuk mencegah penjalaran penyakit.

Banyak yang tidak diketahui
Namun begitu masih ada sisi lain tentang pengguguran organ tumbuhan ini yang belum terungkap ilmuwan. Mereka masih belum paham mengapa Arabidopsis thaliana menggugurkan bagian-bagian bunganya setelah bunga tersebut dewasa.

Bagian-bagian bunga tumbuhan Arabidopsis thaliana tidaklah memerlukan ruang besar, sehingga penggugurannya tidak terlihat memiliki kegunaan yang jelas. Anehnya gen-gen yang bekerja memicu pengguguran ini sudah ada di tumbuhan itu sejak lama, kata Walker.

"Proses pengguguran adalah sebuah fenomena yang masih perlu diungkap secara penuh," kata Walker, yang juga menjabat profesor ilmu biologi di MU's College of Arts and Science.

Ilmu Allah Mahaluas
Demikianlah gugurnya daun, bunga, buah dan bagian tumbuhan lain ternyata bukan kejadian biasa atau kebetulan saja. Itu adalah peristiwa besar yang sengaja Allah ciptakan, yang melibatkan pengaturan rumit gen-gen tumbuhan.

Tanpa pengguguran ini, takkan ada daur ulang zat gizi, takkan ada penyebarluasan biji dan takkan ada pencegahan perluasan penyakit. Jika kesemua proses ini terhenti, tumbuhan pada akhirnya akan punah. Akhirnya manusia, yang sangat bergantung pada keberadaan tumbuhan, sudah pasti akan menderita dan sirna juga dari muka bumi.

Pernyataan profesor bahwa pengguguran bagian bunga Arabidopsis thaliana tampak tidak memiliki kegunaan jelas hanyalah menunjukkan belum mampunya sang ilmuwan memahami pemahaman utuh tentang fenomena itu. Ini juga isyarat jelas keterbatasan pengetahuan manusia dan Mahaluasnya Ilmu Allah.

Allah, Dialah yang menciptakan segala sesuatu, sekecil apa pun, dengan maksud dan tujuan yang jelas, demi kebaikan seluruh alam, termasuk manusia. Dialah yang telah menciptakan isi alam ini, beserta peristiwa, dengan sempurna, seimbang dan menurut takdir atau pengetahuan Mahahebat Allah yang telah tertulis dalam Lauh Mahfuzh. Tak terkecuali penciptaan peristiwa gugurnya organ tumbuhan, seperti dedaunan dan biji-bijian, yang merupakan salah satu bentuk kenikmatan dari Allah yang Maha Pengasih untuk manusia:

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. 6:59).

sumber: http://swaramuslim.com/

Baca Selengkapnya..

Masjid Kubah Emas

21 Oktober 2008

Hanya ada tujuh masjid berkubah emas di dunia. Salah satunya berada di Indonesia. Ternyata, kubah-kubah dan menara masjid ini mempunyai arti tersendiri. Masjid ini berlokasi di Depok. Tepatnya, Jalan Meruyung, Kelurahan Limo, Kecamatan Cinere, Kota Depok, Propinsi Jawa Barat.

Disebut masjid kubah emas, karena kubah-kubah masjid ini memang dilapisi emas 24 karat setebal 2 hingga 3 milimeter. Kubah-kubah itu terdiri dari satu kubah utama berdiameter 20 meter dengan tinggi 25 meter, dan empat kubah kecil dengan diameter 7 meter dan tinggi 8 meter. Lima kubah ini melambangkan rukun Islam.

Selain itu, di pojok-pojok masjid juga berdiri enam menara yang berbentuk segi enam (heksagonal) dengan tinggi sekitar 40 meter. Keenam menara ini dibalut batu-batu granit abu-abu dengan ornamen melingkar. Pada puncak menara-menara ini juga terdapat kubah yang dilapisi emas. Enam menara ini melambangkan rukun iman.

Nama masjid ini sebenarnya Masjid Dian Al-Mahri. Dibangun oleh seorang pengusaha asal Banten bernama Dian Djuriah Al-Rasyid. Ia membeli tanah di situ sejak 1996 dan mulai membangun masjid pada tahun 2001. Pembangunan selesai pada tahun 2006, dan dibuka untuk publik pada tanggal 31 Desember 2006, bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha 1427 H.

Luas bangunan masjid 8 ribu meter, 7 ribu meter untuk halaman parkir, dan 60 hektar untuk lahan pendukung. Di lahan pendukung itu kini sudah hadir restoran, toko butik, rumah penginapan, gedung serbaguna, Islamic Senter, dan lain-lain. Kelak di sekitarnya akan dibangun pesantren dan universitas.

sumber: http://eramuslim.com/

Baca Selengkapnya..

Website Fesyen Muslim Pertama Asal Italia

Kabar baik bagi para wanita muslim yang ingin tetap trendi. Tidak lama lagi Anda dapat membeli pakaian dari dunia fesyen Itali pada butik islam pertama yang akan diluncurkan secara online.

Website pertama yang memuat fesyen islam itu memungkinkan wanita muslim diseluruh dunia dapat membeli pakaian italia dengan mode mutakhir, namun sejalan dengan keyakinannya.

Website tersebut diluncurkan oleh seorang wanita muslim asal Italia yang menjalankan bisnis fesyen di kawasan Verona, Italia Utara.

"Saya membuat pakaian berdasarkan mode islami yang menghormati kewajiban syariah islam dengan tetap menyesuaikan dengan fesyen italia," uajr Giorgia Caliari dalam wawacara dengan Adnkronos International (AKI).

"Dengan melakukan hal ini, saya berniat memenuhi kebutuhan dari saudari-saudari muslim yang tinggal di Eropa," tambahnya.

Caliari kini dikenal dengan nama Afnan, setelah memeluk agama islam tujuh tahun yang lalu setelah menikah dengan seorang warga Palestina dari desa dekat pusat kota Hebron yang bekerja di tepi barat. Kini dia telah dikaruniai tiga orang anak.

Dia mengatakan, menjalankan bisnis kecil-kecilan tersebut di kawasan Italia Utara Caselle di Sommacampagna, dekat Verona. Perusahaan jahit lokal dari kota kelahirannya membuat pakaian berdasarka desain yang dibuatnya.

"Toko saya adalah toko produk pakaian islam yang diproduksi di Italia. Saya harap hal itu mendorong inisiatif dari pengusaha lainnya seperti saya yang bertujuan untuk membantu kaum muslim menjalankan hidup sesuai dengan keyakinan, serta tetap seiring dengan aturan dari negara ini," tuturnya.

Afnan mendesain mantel panjang mencapai lutut yang trendi, serta pakaian terusan yang dilengkapi dengan hijab untuk menutupi bagian kepala dan rambut.

"Saat ini saya tidak menjual Niqab atau cadar yang menutupi wajah karena masalah kepraktisan. Secara pribadi, saya tidak menggunakannya karena saya menggunakan hijab. Saya juga tidak terlalu memahami tentang keserasiannya," ujar Caliari.

sumber: http://republika.co.id/

Baca Selengkapnya..

Camels: A Gift from Allah

25 September 2008

"Why do they not reflect on the camels and how they are created?" (Translation of Quran 88:17)

Camels creation is its own miracle. The camel is not always seen as a beautiful animal. But it is absolutely perfect for what it needs to do and where it needs to survive. This is a gift from God. Without camels, no one could travel in the deserts, so huge sections of the world would be not just difficult to live on, but completely unhabitable.

All of the camel is practical for his survival and for his service to man. A camel's feet, although hoofed, have large pads that spread out in the soft sand to keep the animal from sinking in. His face is designed as protection from sun and sand. The thick eyebrows, heavy eyelids and thick lashes all keep out sand, and there's even a third eyelid that can close in heavy storms. The still nostrils have special muscles which the camel can close against blowing sand. The ears have thick hair inside the ear, as well as outside to prevent dirt and sand from getting down inside the ear, and possibly causing infection.

A camel's hump is a lump of fat. This is used as a source of energy when food is scarce. The hump may actually shrink when no food is available, but the camel can live off it for many days. And it will reform perfectly when food is again available. Because food is so scarce in the desert, the camel must be able to eat anything (even the tents). The lining of the mouth is very tough so that the camel can bite and chew thorny cactus plants without harm to the mouth.

Most incredible is how the camel deals with heat and lack of water. First of all, camels have a low metabolic rate, so energy is used slowly. The body temperature has a wide range of normal. It may start the day at 94 and hit 105 in the heat of the afternoon (Human's normal temperature is 98 and at 101, we are sick). The camel is one of few animals that can sweat. The coarse body hair, which acts as a protection against the direct sun, also allows the camel this ability to sweat. Sweating is a more efficient cooling system than panting (as in dogs) as less precious fluid is lost. Additionally, in its incredibly efficient way, the camel does not sweat until its body temperature is near the top of its range.

No other creature can process water in the same way. It does not lose water from blood, only from the tissue. Thus the blood stays properly thin enough to circulate and remove body heat. The camel will only drink when needed and only replace what's lost. If he lost 5 gallons over the last two days, he will drink 5 gallons and walk away. He may not drink at all in winter.

And the camel can quickly replace all water lost - 25 gallons in a very short time. Other animals drinking too fast can die from water intoxication. So camels are truly remarkable animals. When we reflect on their creation, as God instructs us to do, we cannot help but marvel at the ways God made them fit perfectly into their niche.

May God help each of us to fit our own niche as well.

by Lydia Kelley
Masjid Tucson, P.O. Box 43476, Tucson, AZ 85733-3476

source: http://www.ummah.com/

Baca Selengkapnya..

Bees and The Hidden Miracles of Honey

by Dr. Monzur Ahmed

The honey bee exhibits a combination of individual traits and social co-operation which is unparalleled in the animal kingdom. A glimpse into the nest makes it apparent why honey bees have fascinated us from the earliest days of scientific observations. The infrastructure of the nest, the perfectly uniform and functional comb, is composed of beeswax and is constructed into a repeating series of almost perfect hexagonal cells. The comb is the stage for the activity of the colony and is used for almost everything imaginable, from larval nursery to pantry to message centre.

At the individual level, honey bees have not one but three types of colony members: queens, drones and workers, each with their own specialisations and place in honey bee society. The queen reigns over the nest, surrounded by attendants and fed the rich food she requires to perform her few but crucial tasks in the colony. The queen produces powerful pheromones, chemical signals to recipient workers which control many of their behaviours and provide part of the 'social glue' which holds honey bee life together. A highly organised social structure exists within the colony and elaborate 'dances' are used to communicate the location of food sources.

The products of the hive are important to the modern agricultural system. Not only do honey bees provide us with honey, wax, propolis, royal jelly and pollen but they also pollinate a good portion of our crops, including such diverse agricultural plants as fruit trees, oilseeds, small berries and forage crops.

Honey is a remarkable viscous liquid, prepared by the bees from the nectars of various plants. It has occupied a prominent place in traditional medicines throughout world history. The ancient Egyptians, Assyrians, Chinese, Greeks and Romans employed honey for wounds and diseases of the gut. When the Children of Israel were in Egypt or journeying through the desert, their promised goal was a 'land flowing with milk and honey'.

Both the holy Qur'an and Hadith refer to honey as a healer of disease.

'And thy Lord taught the bee to build its cells in hills, on trees and in (men's) habitations..... there issues from within their bodies a drink of varying colours, wherein is healing for mankind. Verily in this is a Sign for those who give thought'. (Translation of Quran 16:68-69)

In addition, the Prophet (PBUH) said:

'Honey is a remedy for every illness and the Qur'an is a remedy for all illness of the mind, therefore I recommend to you both remedies, the Qur'an and honey'.(Bukhari)

The reader may be surprised to learn that the above quotation from the Qur'an is mentioned in a well known encyclopedia on honey (reference 3).

In recent years, scientific support is beginning to emerge confirming the beneficial effects of honey on certain medical and surgical conditions. These effects may be summarised as follows:

Antibacterial and antifungal properties

These properties of honey are well established. Undiluted honey inhibits the growth of bacteria such as Staphylococcus aureus, certain gut pathogens and fungi such as Candida albicans. At a concentration of 30-50%, honey has been shown to be superior to certain conventional antibiotics in treating urinary tract infections. The exact mechanism of the anti-microbial effect of honey remains obscure. Low pH, osmotic disruption of pathogens and the presence of bactericidal substances, collectively called inhibine may all play a part.

Anti-diarrhoeal properties

At a concentration of 40%, honey has a bactericidal effect on various gut bacteria known to cause diarrhoea and dysentery such as Salmonella, Shigella, enteropathogenic E. coli and Vibrio cholera. In one study, honey given with oral rehydration fluid was shown to reduce the duration of bacterial diarrhoea in infants and children.

Wound-healing and anti-inflammatory properties

Honey is of value in treating burns, infected surgical wounds and decubitus ulcers. Honey is very viscous, enabling it to absorb water from surrounding inflamed tissue. For example, a study in West Africa showed that skin grafting, surgical debridement and even amputation were avoided when local application of honey to wound promoted healing, whereas conventional treatment failed.

In another study, wound healing was accelerated by application of honey in women who had undergone radical vulvectomy for vulval cancer. Also, it has been suggested that honey may be useful in the treatment of chronic, foul smelling ulcers seen in leprosy.

Anti-tussive and expectorant properties

These anti-cough properties of honey are related to its capacity to dilute bronchial secretions and improve the function of the bronchial epithelium.

Nutritional properties

Uncontaminated honey is a healthy, easily digestible, natural and energy rich food. It contains carbohydrates, proteins, lipids, enzymes and vitamins. One tablespoon of honey provides 60 calories and contains 11g of carbohydrates, 1mg of calcium, 0.2mg of iron, 0.lmg of vitamin B and 1mg of vitamin C.

Honey is widely available in most communities but its medical potential remains grossly underutilised. Its mode of action remains incompletely understood and the healing properties of honey in other clinical and laboratory situations requires further evaluation. The miraculous beneficial properties of honey, so beautifully ex-pressed in the holy Qur'an and Sunnah 14 centuries ago expose the reluctance of modern science to accept and exploit this 'traditional remedy'.

source: http://www.ummah.com/

Baca Selengkapnya..

Maximize the Last 10 Days of Ramadan

23 September 2008

Laylatul Qadr (the Night of Power) is described in the Quran as, "better than a thousand months" (97:3). Any action done on this night such as reciting the Quran, remembering Allah, etc. is better than acting for one thousand months which do not contain the night of Qadr.

Allah's Messenger used to exert himself in devotion during the last ten nights to a greater extent than at any other time." (Muslim). Allah's peace and blessings be upon our beloved Prophet.

Aisha, may Allah be pleased with her, related that the Prophet said: Look for Laylatul Qadr on an odd-numbered night during the last ten nights of Ramadan (Bukhari).

The Prophet said: "Whoever prays during the night of Qadr with faith and hoping for its reward will have all of his previous sins forgiven." (Bukhari and Muslim recorded from Abu Huraira).

Here are some tips of things we can do on the Night of Power and the time before and after it.

1. Take a vacation for Allah.

We take a break from our jobs for almost everything in life. Why not this time to focus on worshiping and thanking our Creator.

If this is not possible at least take a few days off if you can. This can make it easier to stay awake at night to do extra Ibadah, not having to worry about getting to work the next day. It will also facilitate doing Itikaf.

2. Do I'tikaf.

It was a practice of the Prophet to spend the last ten days and nights of Ramadan in the masjid for I'tikaf.

Those in I'tikaf stay in the masjid all this time, performing various forms of zikr (the remembrance of Allah), like doing extra Salat, recitation and study of the Quran. They do not go outside the masjid except in case of emergencies, therefore, they sleep in the masjid. Their families or the masjid administration takes care of their food needs. I'tikaf of a shorter period of time, like one night, a day or a couple of days is encouraged as well.

3. Make this special Dua.

Aisha, may Allah be pleased with her, said: I asked the Messenger of Allah: 'O Messenger of Allah, if I know what night is the night of Qadr, what should I say during it?' He said: 'Say: O Allah, You are pardoning and You love to pardon, so pardon me.' "(Ahmad, Ibn Majah, and Tirmidhi).

The transliteration of this Dua is "Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'annee"

4. Recite the Quran.

Perhaps you can choose Surahs or passages from the Quran, which you have heard in Tarawih this past Ramadan to recite.

If you attend a class where the recitation of the Quran is taught, this is a great time to put your knowledge into practice.

5. Reflect on the meaning of the Quran.

Choose the latest Surah or Surahs you've heard in Tarawih and read their translation and Tafseer. Then think deeply about their meaning and how it affects you on a personal level.

6. Get your sins wiped out.

Abu Huraira narrated that the Messenger said: Whoever stands (in prayer) in Laylatul Qadr while nourishing his faith with self-evaluation, expecting reward from Allah, will have all of his previous sins forgiven. [Bukhari and Muslim).

Don't just pray using the shorter Surahs that you know. Try to make your prayers longer, deeper and meaningful. If you are familiar with longer Surahs, read the translation and explanation and then pray reciting these Surahs, carefully reflecting on the meaning while you pray.

Even if you are only familiar with the shorter Surahs, read the translation and explanation beforehand, and then pray reflecting on the message of the Surahs.

This is a good way to develop the habit of concentration, even in regular prayers, where many of us tend to be fidgety and/or easily distracted.

7. Make a personal Dua list.

Ask yourself what you really want from Allah. Make a list of each and everything, no matter how small or how big it is, whether it deals with this world or not. Allah loves to hear from us. Once this list is ready, you can do three things:

* Ask Allah to give you those things
* Think about what actions you have taken to get those things
* Develop a work plan to get those things in future.

8. Evaluate yourself.

Ask yourself those questions that need to be asked. Do an evaluation of where you are and where you are going. Let this evaluation lead you to feel happiness for the good you have done and remorse for the bad you have done. This latter feeling should make it easier to seek Allah's sincere forgiveness when making the Dua mentioned in tip number one above.

9. Make long, sincere and deep Duas

One of the best times to do this is during the last part of the night.

Abu Huraira, may Allah be pleased with him, related that the Prophet said: When the last one-third of the night remains, our Lord, the Glorious One descends towards the heaven of the earth and proclaims: Who is that who supplicates for Me, and I grant his supplication? Who is that who begs Me for anything and I grant it to him? And who is that who seeks My forgiveness, and I forgive him? (Bukhari, Muslim).

That means for instance, waking up one hour before Suhoor time to ask Allah for anything and everything you want that is Halal. This can be done using the Duas of the Sunnah, but also Dua in your own language, with sincerity and conviction.

10. Memorize a different Dua every night

They don't have to be long. They can be just one line. And be sure to know what they mean generally at least, even if you don't know the exact translation in English.

You can put them on index cards (or and keep them with you during the day, glancing at them during work, while driving, waiting in line, etc.) Then practice them at night in prayer.

11. Have Iftar with the family

If you've spent Iftar time on weekdays in your cubicle at work alone with a couple of dates, now is the last few days you'll have this Ramadan to spend with your family. Use it wisely.

12. Take the family to Tarawih

Have your spouse and kids missed Tarawih most of Ramadan because you weren't there to drive them to the Masjid, which is too far away to walk to? If so, do all of yourselves a favour and bring everyone for Tarawih in these last ten nights.

13. Attend the Dua after the completion of Quran recitation

Almost all Masjids where the Imam aims to finish an entire reading of the Quran in Tarawih prayers in Ramadan will be completing their recitation in these last ten nights. They may try to end on one of the odd nights and read the Dua at the end of a reading of the Quran. Attend this particular night's Tarawih prayer with your family. See if you can attend different Masjids' Tarawih prayers the night they finish reading the Quran.

14. Finish reading a book on the Prophet

Read about the Prophet's life, which can increase your love for him and Islam by seeing how much he struggled for Allah's sake. It may inspire you to push yourself even harder during these last ten nights. This community is built on sacrifice.

15. Plan for the next year

Once you've done a self-evaluation, you can plan on where you want to go, at least in the next 12 months. Laylatul Qadr is a great night to be thinking about this (without taking away from your worship), since you'll Insha Allah, be in a more contemplative state. You may choose to dedicate one night of power for evaluation and one night for planning for the next year.

16. To do list for the Night of Power

Make a to do checklist for each Night of Power. This should define how you would like your night, the one better than a thousand months, to be used. Pick things from this list and define the sequence you would like to do things in. This will help you avoid wasting your time in unproductive chats which common in the festive atmosphere of Masjids at the Night of Power.

by: Abdul Malik Mujahid
Abdul Malik Mujahid, is the President and Director of Sound Vision Foundation Inc. He is an Imam in the Chicago area and the Chairperson of the Council of Islamic Organizations of Greater Chicago (CIOGC).

source: http://www.islamicity.com/

Baca Selengkapnya..

The Design in Water

Most of our planet is covered with water. Oceans and seas make up three fourths of the earth's surface while the land itself contains countless numbers of rivers and lakes. The snow and ice on the summits of lofty mountains is water in its frozen form. A substantial part of the earth's water is in the sky: every cloud contains thousands--sometimes millions-of tons of water in the form of vapor. From time to time, some of this water vapor turns into drops of liquid and falls to the ground: in other words, it rains. Even the air you're breathing now contains a certain amount of water vapor.

In short, no matter where you may look on the surface of the earth, you're certain to see water around somewhere. Indeed, the place you're sitting in at this moment probably contains about forty to fifty liters of water in it. Look around. You can't see it? Look again, more carefully, this time raising your eyes from these words and look at your hands, arms, legs, and body. That 40-50 liter mass of water is you!

It's you because about 70% of the human body is water. Your body's cells contain many things but nothing so much or so important as water. The biggest part of the blood that circulates everywhere in your body is of course water. This is true not just of yourself or of other people however: the bulk of the bodies of all living things is water. Without water it seems, life is impossible.

Water is a substance that was specially designed so as to be the basis of life. Each and every one of its physical and chemical properties was specially created for life.

Other liquids freeze from the bottom up; water freezes from the top down. This is one of the most unusual properties of water and it is crucial for the existence of water on the surface of the earth. Were it not for this property, that is, if ice didn't float, much of our planet's water would be locked up in ice and life would be impossible in its seas, lakes, ponds, and rivers.

Let's examine this in detail to see why. There are many places in the world where the temperature falls below 0°C in winter, often considerably below that. Such cold will of course affect the water in seas, lakes, etc. These bodies of water grow colder and colder and parts of them begin to freeze. If ice didn't behave the way it does (if it didn't float in other words) this ice would sink to the bottom while the warmer bits of water would rise to the surface and be exposed to the air. But the temperature of that air is still below freezing so these will freeze too and sink to the bottom. This process would continue until there was no liquid water left at all. But this isn't what happens. What happens instead is this: As it gets colder, water grows heavier until it reaches 4°C at which point everything suddenly changes. After this, the water begins to expand and it becomes lighter as the temperature drops. As a result, the 4°C water remains on the bottom, the 3°C water above it, the 2°C water above that and so on. Only at the surface does the temperature of the water actually reach 0°C and there it freezes. But only the surface has frozen: the 4°C layer of water beneath the ice remains liquid and that is enough for underwater creatures and plants to continue to live.

We should note here that another property of water-the low thermal conductivity of ice and snow-is also crucial in this process. Because they are such poor conductors of heat, the layers of ice and snow keep the heat in the water below from escaping into the atmosphere. As a result of all this, even if the air temperature falls to -50°C, the layer of sea ice will never be more than a meter or two thick and there will be many fractures in it. Creatures such as seals and penguins that dwell in polar regions can take advantage of this to reach the water beneath the ice.

Again let us recall what would happen if water didn't behave this way and acted "normally" instead. Suppose water continued to become denser the lower its temperature became like all other liquids and ice sank to the bottom. What then?

Well in that case, the freezing process in the oceans and seas would start from the bottom and continue all the way to the top because there would be no layer of ice on the surface to prevent the remaining heat from escaping. In other words, most of earth's lakes, seas, and oceans would become solid ice with a layer of water perhaps a few meters deep on top of it. Even when the air temperature increased, the ice at the bottom would never melt completely. In the seas of such a world, no life could exist and in an ecological system with dead seas, life on land would also be impossible. In other words, if water didn't "misbehave" and acted normally, our planet would be a dead world.

Why doesn't water act normally? Why does it suddenly begin to expand at 4°C after having contracted the way it should?

That is a question that nobody has ever been able to answer.

Water is "just right" for life to a degree that cannot be compared with any other liquid. The larger part of this planet, a world whose other attributes (temperature, light, electromagnetic spectrum, atmosphere, surface, etc) are all suitable for life, has been filled with just the right amount of water necessary for life. It should be obvious that this cannot all be accidental and that there must instead be intentional design.

To put it another way, all the physical and chemical properties of water show us that it is created especially for life. The earth, purposefully created for mankind to live in, was brought to life with this water that was specially created to form the basis of human life. In water, God has given us life and with it He causes the food by which we are nourished to spring from the soil.

But the most important aspect of all this is that this truth, which has been discovered by modern science, was revealed in the Qur'an, bestowed upon humanity as a guide fourteen centuries ago. Concerning water and mankind, God's word is revealed in the Qur'an thus:

“It is He who sends down water from the sky. From it you drink and from it come the shrubs among which you graze your herds. And by it He makes crops grow for you and olives and dates and grapes and fruit of every kind. There is certainly a Sign in that for people who reflect.” (Surat an-Nahl: 10-11)

source: http://www.hyahya.org/

Baca Selengkapnya..