Menjaga Rahasia

04 Juli 2008

oleh : Ferry Ramadhansyah

''Jika seseorang menceritakan suatu peristiwa kemudian ia berpaling, maka cerita itu menjadi amanah.'' (HR At-Turmudzi).

Dalam pergaulan sehari-hari, kita sering mendengar cerita dari rekan ataupun sahabat tentang diri mereka dan juga orang lain. Sadar atau tidak, sebenarnya cerita-cerita tersebut menjadi amanah buat kita. Karena dipandang sebagai amanah, itu menjadi rahasia yang harus dijaga.

Setiap cerita yang sampai kepada kita pada dasarnya semua adalah amanah. Tak hirau apakah itu benar atau salah. Keduanya harus dirahasiakan, dalam arti tidak memberitahukan kepada orang yang
tidak berhak untuk mengetahuinya.

Apalagi, jika cerita itu menyangkut hal negatif. Jika cerita itu benar, berarti itu merupakan suatu aib. Tentu, ia akan merasa malu manakala orang lain mengetahuinya. Maka dari itu, kita diperintahkan untuk tidak menyebarluaskan aib saudara kita.

Rasulullah bersabda, ''Barangsiapa yang menutupi aib saudaranya, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan di akhirat kelak.'' (HR Ibnu Majah).

Adapun jika cerita itu tidak benar, berarti itu adalah kebohongan. Membicarakan tentangnya sama saja kita telah menyebarkan berita dusta. Dan, ini adalah bentuk pengkhianatan yang paling besar. Karena, kalau pun benar adanya, ia disebut berkhianat sebab ia menceritakan apa yangseharusnya tidak diceritakan. Apalagi kalau tidak benar adanya.

Dalam hadis lain, Rasulullah SAW juga bersabda, ''Khianat terbesar adalah ketika engkau membicarakan saudaramu perkara yang bagimu itu menganggap dirimu jujur, padahal baginya dirimu adalah pembohong.'' (HR Bukhari).

Oleh karenanya, untuk menghindari terbuka pintu-pintu dosa dari kesalahan-kesalahan yang diperbuat lidah, lebih baik memilih diam daripada harus terjebak pada dusta. Inilah cara menjaga rahasia tersebut. Dan, orang yang tidak bisa menjaga rahasia, hakikatnya telah terhimpuntiga tanda kemunafikan dalam dirinya.

Rasulullah SAW bersabda, ''Tanda orang munafik ada tiga; Jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia ingkari, dan jika dipercaya ia khianat.'' (HR Bukhari).

Dalam soal menyimpan rahasia, menceritakan, atau tetap menyimpan tak ada bedanya. Justru, menjadi ''ember bocor''--tak bisa menyimpan rahasia dan hobi menceritakan kejelekan orang lain--yang merugikan kita. Cobalah posisikan diri kita di tempat orang yang kita bocorkan rahasianya.Bukankah teramat menyakitkan?

sumber: http://republika.co.id/

0 komentar: